Majalah Foreign Policy mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari strategi AS untuk meningkatkan secara dramatis keberadaan pertahanan udaranya di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara.
Laporan tersebut mengutip komentar kepala USAF Operations di Pasifik, Jendral Herbert 'Hawk' Carlisle, yang dibuat di Washington minggu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan bahwa Jendral Carlisle berkata pesawat akan berangkat ke markas RAAF di Darwin, kemudian dirotasi ke markas RAAF Tindall di dekat Katherine, sekitar 300 kilometer sebelah selatan dari ibukota Northern Territory.
Ia berkata USAF tidak berencana membangun banyak infrastruktur di Asia Tenggara untuk mendukung garnisun-garnisun AS permanen. Alih-alih, USAF berencana menggunakan landasan-landasan dan sumber daya militer yang sudah ada di kawasan tersebut.
Saat ini, kontingen-kontingen US Marines telah dirotasi di Northern Territory secara tahunan.
Majalah tersebut menyatakan bahwa Jendral Carlisle berkata USAF akan menggunakan platform-platform paling mumpuni untuk rencana rotasi Pasifik tersebut. Ini bisa jadi termasuk F-22 Raptor, F-35 Joint Strike Fighter dan B-2 Stealth Bomber dalam jumlah besar.
(nwk/nwk)