Kabar soal kelakuan pencatut ini pertama kali diinformasikan oleh petugas BLU TransJakarta lewat akun twitter resmi. Mereka memposting foto mobil tersebut saat hendak masuk ke jalur Bus TransJakarta di Galur, Jakarta Pusat.
Berikut kronologi pencarian si 'anak Kapolri' palsu hingga tertangkap:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
09.30 WIB
Akun twitter @BLUTransJakarta memposting sebuah foto mobil yang hendak masuk ke jalur Bus TransJ di Galur, Senen, Jakpus. Dia mengaku anak jenderal sambil menunjukkan kartu nama seorang jenderal.
Berikut isi twit-nya: "Pngndra mbl (mengaku anak jenderal) paksa ptgs buka portal utk msk jlr busway di Galur->Senen @TMCPoldaMetro"
12.00 WIB
Pemberitaan ramai di media soal aksi arogan ini. Sejumlah tokoh pun bicara. Mulai dari Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama hingga Gubernur Jokowi.
Polda Metro Jaya pun langsung bergerak melakukan penelusuran.
19.00 WIB
Polda Metro Jaya mengumumkan identitas pemilik mobil Honda Jazz bernopol B 1011 UKF yang mengaku anak jenderal. Diketahui, pemilik awal mobil itu adalah Herman Gunawan yang beralamat di Jalan Sunter Hijau, Jakut.
21.00 WIB
Lima petugas polisi datang ke alamat rumah pemilik mobil itu. Mereka mencari sosok Herman, namun tidak bertemu. Rumah itu sudah dijual.
24.00 WIB
Polisi mencari Herman ke alamat rumah baru di Villa Danau Sunter. Namun rupanya, mobil Honda Jazz itu sudah tak ada. Menurut informasi istrinya, mobil itu sudah dijual ke orang lain.
Rabu 31 Juli 2013
11.30 WIB
Polisi membongkar sang pencatut Kapolri. Ayahnya datang ke Polda Metro Jaya. Dia diketahui seorang mahasiswa Trisakti, bukan anak jenderal. Ayahnya seorang pengusaha karet di Balikpapan, Kalimantan Timur.
12.00 WIB
Mabes Polri pun langsung memberi klarifikasi atas pencatutun nama Kapolri. Mereka memastikan sang pencatut itu bukan anak Timur Pradopo.
(mad/asy)