
Emir Kuwait, Sabah al-Sabah memiliki kekuasaan tidak terbatas di negaranya.
Emir Kuwait, Sabah al-Sabah mengumumkan pemberian maaf terhadap terpidana kasus penghinaan dirinya.
Pemberian maaf ini diberikan saat sepuluh hari menjelang Ramadhan berakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Larangan ini membuat sejumlah aktivis dan anggota parlemen terjerat hukum dan dibawa ke pengadilan dengan dakwaan penghinaan terhadap emir Kuwait
Sebagian dari kritik yang dikeluarkan oleh mereka terhadap Emir Kuwait terkait dengan aturan pemilu yang dikeluarkan oleh emir pada bulan Oktober lalu.
Mereka mengkritik posisi emir dalam konstitusi negara tersebut yang digambarkan sebagai sosok yang kebal dan tidak bisa diganggu gugat.
"Pada kesempatan di sepuluh hari terakhir menkelang berakhirnya Ramadhan, saya dengan senang hati memberikan amnesti terhadap mereka yang dipidana karena menyerang emir," katanya dalam pidato di televisi.
Masih dominan
Kebijakan pengampunan bagi terpidana selama Ramadhan yang merupakan bulan suci umat Islam merupakan hal biasa di negara tersebut.
Pada bulan Mei lalu, pengadilan banding Kuwait membatalkan hukuman lima tahun terhadap tokoh oposisi, Mussalam al-Barak yang didakwa telan merendahkan emir Kuwait.
Meski demikian kasusnya saat ini masih tetap berjalan dan pengacaranya, Thamer al-Jadaei melalui akun Twitter mengatakan pengampunan ini tidak akan berpengaruh terhapap al-Barak karena pengampunan hanya diberikan kepada mereka yang kasusnya sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
Posisi emir di Kuwait memang masih sangat kuat, dia yang mmemgang putusan akhir terkait berbagai hal di negara itu.
Dia juga punya hak untuk memilih perdana menteri dan kemudian akan memilih anggota kabinet dengan posisi puncak yang diduduki oleh keluarga al-Sabah.
(bbc/bbc)