Saat di Lapas Narkotika Cipinang pun ia juga berulah dengan skandal menikmati shabu bersama pacarnya di dalam Lapas. Eksekusi mati harus disegerakan karena ulahnya semakin menambah nilai merah pemerintah.
"Orang semacam Freddy sangat berbahaya bagi penyebaran narkoba, sekaligus memakan biaya tinggi di Lapas. Jadi lebih baik jika eksekusi disegerakan," kata pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel kepada detikcom, Rabu (31/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Vonis mati membuat terpidana kian gelap mata (brutalization effect). Mungkin juga Freddy diancam dibunuh oleh mafia besar jika berhenti berbisnis?" ujar Reza.
Reza menambahkan ulah Freddy yang menyembunyikan shabu di celana dalamnya menunjukkan mudahnya dia mendapatkan barang haram walau dijaga ketat. Hal ini juga menunjukkan Freddy seorang pecandu berat.
"Juga belajar dari pengalaman, ini menunjukkan bahwa petugas ternyata bisa 'dibeli', jika pengakuan mantan pacar Freddy (Vanny) benar," ujar Reza.
Reza berpendapat privatisasi Lapas atau Rutan menjadi solusi terbaik untuk manajemen pemasyarakatan. Ulah-ulah Freddy juga bisa menjadi evaluasi petugas Lapas atau Rutan di seluruh Indonesia.
"Kalau bandar narkoba berulah, itu biasa. Tapi kalau petugas lapas setelah kehebohan ini masih berulah, itu baru pantas ditindak," tutup
(vid/ahy)