Pendemo Imbau Ahok Tata Tanah Abang: Ajak Ngobrol Para Tokohnya

Pendemo Imbau Ahok Tata Tanah Abang: Ajak Ngobrol Para Tokohnya

- detikNews
Selasa, 30 Jul 2013 15:25 WIB
(Foto: Mulya Nurbilkis/detikcom)
Jakarta - Dalam pertemuan pada Senin (29/7/2013) kemarin, pendemo yang mengatasnamakan PKL dan warga Tanah Abang memberikan masukan pada Wagub DKI Basuki T Purnama (Ahok). Para pendemo mengimbau Ahok berkomunikasi dan merangkul para tokoh Betawi di Tanah Abang.

"Di Tanah Abang itu gampang kok, tokoh-tokohnya juga masih banyak. Maksud saya, kalau cara Bapak begini (berbicara blak-blakan, red), memimpin Jakarta, saya cinta Jakarta, haqqul yakin Bapak mendapat ujian tantangan yang menyita waktu Bapak sendiri," kata salah satu pendemo, Rahmat, sebagai Ketua Umum Forum Pemuda ini.

"Karena itu lebih sejuk, persuasif lah. Karena tidak bisa Jakarta diajak dengan statemen-statemen semmbarangan lah. Bapak harus menunjukkan intelektualitas Bapak sebagai pejabat publik bagaimana, bermusyawarah mencari solusi dan bagaimana bersantun ria," imbuh Rahmat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahmat yang juga bertempat tinggal di Tanah Abang ini memberitahukan bahwa karakter orang Tanah Abang itu berbeda. Di Tanah Abang, kini tak ada lagi preman pendatang dari luar.

"Tanah Abang kalau Bapak sentuh tokoh-tokohnya, saya yakin selesai, permasalahan apapun saya yakin selesai. Satu saksi, Hercules itu bisa diusir dari Tanah Abang oleh orang Tanah Abang. Jadi Hercules bukan jagoan di Tanah Abang, dia berkuasa di Tanah Abang menyakiti warga setempat, diusir dari Tanah Abang, salah satu tokohnya Bang Ucu (Muhammad Yusuf Muhi)," tegas Rahmat yang berpeci hitam dan mengenakan kemeja putih lengan pendek.

"Itu udah selesai nggak ada masalah. Dan Tanah Abang itu sampai hari ini tidak ada preman urban, tidak ada kelompok preman dari saudara-saudara kita dari Timur, dari mana-mana, nggak ada. Cuma kalau kurang beres kita tata baik-baik," lanjut Rahmat dalam video berdurasi 39 menit 6 detik yang diunggah Pemprov DKI, Senin (29/7/2013) kemarin.

Mereka juga menyarankan agar Pemprov DKI mengkaji dulu, mencari lahan untuk membuat terminal peti kemas di kawasan Bongkaran. Pada tahun 2011, juga pernah ada rekayasa lalu lintas di Tanah Abang namun hanya bertahan 20 hari.

"Masalah Tanah Abang, zaman Ali Sadikin, Tjokropranolo ada. Tapi semua dilakukan persuasif. Memang sampai hari ini belum berhasil. Tapi saya yakin kalau Bapak punya will, kemauan kita menata Tanah Abang, tidak mengorbankan PKL, tidak menyakiti pedagang di situ, cara win-win solution yang manusiawi, saya yakin bisa. Banyak tokohnya di sana yang bisa diajak bicara," tutur Rahmat.

Salah satu pendemo menambahkan, Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Haji Lulung adalah satu-satunya putra Tanah Abang yang duduk di DPRD. Bahkan Haji Lulung ikut membidani Perda Ketertiban Umum (Tibum).

Ahok kemudian merespons bahwa di Jakarta ini memang melakukan apa saja akan bersinggungan dengan orang banyak.

"Jakarta Anda lakukan apa saja akan nyenggol orang. Karena ini kepentingan. Kita berusaha cari tempat, mau beli tanah yayasan Islam, ternyata tanah wakaf tidak boleh. Pernah ada dalam sejarah Tanah Abang blok toko dibagikan gratis sekarang? Tapi mereka masih sepi. Makanya saya dorong Anda untuk duduki itu pasar," kata Ahok.

Menurut Ahok, banyak warga asli Tanah Abang tidak mampu berjualan di Blok A dan Blok B. "Mereka semua tersingkir ke jalan. Makanya sekarang saya dan Pak Jokowi, berusaha bahwa harus ada toko," jelas dia.

Ahok juga mengungkapkan sempat menegur PD Pasar Jaya karena memungut uang sewa 20 tahun di depan. Dengan sistem ini, maka pedagang kecil tidak akan mampu menyewa toko. Oleh karena itu Pemprov akan mengubah sistem sewa dengan uang sewa harian.

"Kami ubah sekarang, bangun pasar retribusi harian, tidak disewakan, tapi Anda tidak boleh jual, tidak boleh diwariskan. Hanya anak - menantu Anda boleh. Kalau tidak, Jakarta hanya dikuasai orang kaya semua. Anda bantu saya kuasai Blok G," pinta Ahok.

Kemudian, Pemprov DKI berencana membeli tanah untuk kawasan PKL dan UKM. Di kawasan Monas dan Jalan Medan Merdeka Selatan nantinya juga akan dibuat pasar malam tiap malam Minggu. Bersamaan dengan itu taman-taman kota akan didesain hingga orang bisa nongkrong di taman sambil membeli dagangan PKL yang ada di taman.

"Jujur saya tak pernah merasa sebagai pejabat publik, sikap saya ini sudah setengah jauh lebih sopan. Saya tidak keluarkan lagi kata 'kampret', 'komunis' lagi. Saya akan lebih sopan kalimatnya tapi saya perintahkan Pak setelah Lebaran orang jualan di jalan, saya pidanakan 6 bulan. Saya ingin menegakkan Perda karena selama ini Perda tak pernah ditegakkan," tegas Ahok.

Setelah itu Ahok menelepon Haji Lulung dengan ponsel yang disetel pengeras suara. Ahok mengajak Haji Lulung bertemu berdua dan menghentikan polemik di media.

Setelah pertemuan selama 40-an menit, para PKL itu bersalaman dengan Ahok. Ahok membagikan kartu namanya.

"Pak Ahok ke Tanah Abang, kita ngopi-ngopi," ajak mereka.

"Keberanian Ahok buat membangun Kota Jakarta, top, kita dukung," timpal pendemo yang lain sambil menepuk lengan Ahok.



(nwk/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads