Toro adalah sopir keluarga guru besar Undip. Setelah dikabari Yulanda Rifan, putra sang guru besar, tidak kembali selama 2 hari, Minggu (7/7), Toro mendatangi rumah Muhyaro di Desa Petung, Kecamatan Windusari, Magelang. Saat itu, ia hanya ketemu istri Muhyaro. Muhyaro sendiri tak diketahui keberadaannya.
"Ditunggu 3 jam tidak datang-datang, saya pulang," ujar Toro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu ada teman menjanjikan bisa menggandakan uang kemudian dibawa ke orang pintar di daerah Magelang. Gara-gara itu hidup saya hancur, saya sampai jual motor," jelas Toro.
Kuburan Yulanda ditemukan polisi, Sabtu (27/7). Di dekatnya ada 2 korban lain. Diperkirakan keduanya dikubur lebih lama.
Terkuaknya kuburan di kebun itu karena Muhyaro mengaku membunuh Yulanda dan menguburkannya di dekat rumah. Sebelum sampai lokasi, Muhyaro terlebih dahulu bunuh diri dengan cara terjun ke jurang. Perwira Polda Jateng AKP Yahya R Lihu ikut terjun karena tangannya diikat pada tangan Muhyaro.
Polisi belum memberikan keterangan rinci soal kasus penipuan dengan modus penggandaan palsu sekaligus pembunuhan oleh Muhyaro. Saat ini, 2 korban pembunuhan yang belum diketahui identitasnya masih diautopsi di RS Bhayangkara Semarang. Sedangkan jenazah Yulanda dimakamkan, Minggu (28/7) kemarin.
(alg/try)