"Kami mengecam segala bentuk kebrutalan dan menyampaikanm sikap kecaman atas aksi terorisme-militer terhadap pendukung Presiden Morsi," ujar ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di kantor PP Muhammadiya, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2013).
Din memiinta kekerasan tersebut segera dihentikan. Ormas-ormas Islam yang terdiri dari Muhammdiyah, MIUMI, Dewan Dakwah juga meminta untuk mengembalikan kursi presiden ke tangan Morsi dengan alasan keterpilihan Morsi melalui proses demokrasi yang adil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bukan pada pihak yang mendukung kelompok tertentu tetapi lebih pada menegakkan keadilan dan apa yang terjadi Mesir akan mempengaruhi dunia arab dan dan dunia Islam," terangnya.
Pemerintah Indonesia diminta untuk lebih proaktif terhadap kekerasan yang terjadi di Mesir dan segera mengambil tindakan untuk menghentikannya tidak hanya sebatas melakukan kecamanan. Perlu
diingat, Indonesia memiliki kedekatan historis terhadap Mesir di manaMesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan negara Indonesia.
Menurut Din, Gejolak yang terjadi mesir bisa disebut sebagai bagian dari Arab Spring jilid II. Yang terjadi pada proses Arab Spring adalah memberikan ruang kepada kelompok-kelompok Islam untuk melakukan proses demokratitasi di negaranya.
"Pada saat yang sama perkembangan itu tidak disukai oleh negara-negara adidaya. Apa yang terjadi terhadap Presiden Morsi adalah bentuk ketidaksukaan dan kebencian terhadap kalangan Islam. Kita berharap hal serupa tidak terjadi di Indonesia," terangnya.
(fiq/ndr)