"Yang saya ketahui beliau mengetahui. Apa reaksinya belum kami ketahui," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Faiza mengatakan pihak Istana sudah mengikuti pemberitaan di media asing tersebut sejak Juni lalu. Sejak Juni, sudah ada informasi bahwa tuan rumah melakukan tindak penyadapan tidak hanya pada pihak tertentu tapi pada mayoritas negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya media Australia itu mengutip sumber anonim dari intelijen dan Kementerian Luar Negeri. Media yang memberitakan adalah kelompok Fairfax Media yang membawahi The Age dan The Sydney Morning Herald, seperti dikutip dari dua media itu yang ditulis pada Jumat (26/7/2013).
Australia dalam hal ini hanya menerima keuntungan dari hasil sadapan itu. Sementara yang melakukan penyadapan disebutkan adalah intelijen AS dan Inggris. Hasil penyadapan itu digunakan untuk mendukung tujuan diplomatik Australia, termasuk dukungan untuk memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB.
(mpr/mad)