Peristiwa yang jarang dijumpai itu terjadi saat JK meninjau tempat pemungutan suara (TPS) di Priah Sihamoniraja Budhist University, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (28/7/2013).
Usai mengecek proses pemungutan suara di TPS itu, JK bersama delegasi CAPDI rencananya hendak menuju ke mobilnya untuk melanjutkan pemantauan. Tetapi, sebelum sampai di mobil JK melihat sebuah tuk-tuk
berwarna merah terparkir di halaman TPS tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai berfoto, JK pun menyebar canda kepada delegasi wanita asal Kanada tersebut. "Kamu bisa mengendarai ini?" tanya JK dalam bahasa Inggris.
"Tidak tidak, kalau saya kendarai yang pasti saya akan menghancurkannya," jawab delegasi tersebut.
Tanpa basa-basi JK pun meminta agar difoto dengan berpose seolah-seolah menjadi pengemudi tuk-tuk tersebut. Sedangkan delegasi asal Kanada, Malaysia dan Pakistan bergaya menjadi penumpang JK.
Saat sedang berfoto-oto rupanya pemilik tuk-tuk datang menghampiri JK. Lantas JK meminta kunci tuk-tuk tersebut dan meminta izin untuk mengendarai tuk-tuk tersebut.
"Boleh saya pinjam?" tanya JK kepada pemilik tuk-tuk.
"Tentu saja boleh apakah Anda bisa?" jawab si pemilik tuk-tuk.
JK pun langsung memencet starter tuk-tuk tersebut dan mengendarai kendaraan tradisional itu. Memang jarak yang ditempuh JK tidak jauh, hanya memutari lapangan parkir TPS. Tetapi JK sempat menyerempet portal penutup parkir sebulum bermanuver bersama tuk-tuk tersebut.
Tawa canda para delegasi pun terdengar keras saat JK mengendarai motor tersebut. Warga sekitar pun nampak heran dengan tingkah para pemantau pemilu ini.
(rvk/nrl)