Dengan istri pertama, Muhyaro memiliki 3 anak. Sedangkan dengan istri kedua, ia memiliki satu anak kecil. Kedua perempuan ini tinggal satu desa. Rumahnya hanya berjarak sekitar 1 km. Kedua 'orang dekat' Muhyaro ini sama-sama tertutup setelah terungkapnya aksi kriminal suaminya.
"Istrinya dua. Istri pertama tak diurusi," kata salah satu warga kepada detikcom, Minggu (28/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perangkat desa setempat Hisam membenarkan Muhyaro beristri dua. "Istrinya dua. Masih hidup semua," katanya singkat.
Muhyaro lebih banyak tinggal di rumah istri keduanya. Rumah ini berjarak 100 meter dari kebun tempat ditemukan 3 korban pembunuhan Muhyaro. Lokasi rumah merupakan bukit yang dikepras.
Rumah Muhyaro dan istri keduanya berdesain modern. Bercat abu-abu dan berlantai ubin. Pintunya terbuat dari kayu berkualitas. Pun halnya dengan jendela.
Di samping kiri rumah merupakan tanah yang dikepras, menjadi seperti pagar alami. Sedangkan di bagian kanan terdapat tanah menurun. Saat polisi datang, rumah itu sepi.
Oleh warga setempat, Muhyaro dikenal sebagai petani biasa. Ia menggarap kebun tak jauh dari rumah. Namun oleh warga luar daerah, pria 41 tahun ini dikenal sebagai dukun. Polisi menyatakan Muhyaro tersangkut kasus penipuan penggandaan uang.
Dusun Petung berada di lereng Gunung Sumbing, sekitar 4,5 km dari puncak. Jarak antarpermukiman tidak terlalu jauh. Tapi karena banyak jurang, aksesnya cukup sulit.
Muhyaro diduga membunuh Yulanda Rifan, anak guru besar Universitas Diponegoro (Undip). Yulanda ditemukan tewas dan terkubur di ladang Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang oleh tim gabungan Polres Kabupaten Magelang dan Polda Jawa Tengah.
Muhyaro saat ini juga telah tewas setelah nekat melompat dari tebing dan menyebabkan personel Polda Jateng, AKP Yahya R Lihu, yang ikut terjatuh ke jurang, gugur. Selain jenazah Yulanda, ditemukan pula dua jenazah lain yang belum diketahui identitasnya.
(try/nrl)