KPU Harus Tiru Pemilu di Kamboja yang Hemat Anggaran

Laporan dari Kamboja

KPU Harus Tiru Pemilu di Kamboja yang Hemat Anggaran

- detikNews
Minggu, 28 Jul 2013 10:31 WIB
Suasana Pemilu di Kamboja (Foto: Rivki/Detikcom)
Jakarta - Hari ini, sebanyak 9 juta penduduk Kamboja melakukan pemilihan suara untuk mencari pemimpin barunya. Proses pemilu di Kamboja yang sangat efisien rupanya disukai oleh mantan Wapres RI Jusuf Kalla. Pemilu di Kamboja memang tidak membutuhkan dana sebesar di Indonesia.

Efisiennya pemilu di Kamboja, terlihat dari tempat pemungutan suara (TPS) yang menggunakan gedung sekolah, universitas dan tempat ibadah. Hal berbeda terjadi di Indonesia, Mayoritas TPS di Indonesia terletak di sebuah lapangan. Dengan demikian pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk menyewa tenda, bangku dan meja.

"Ini memang sangat efisien dia tidak perlu sewa-sewa tenda dan lain-lain, kita harus mencontoh," kata JK yang juga Ketua Centrist Asia Pasific Democrats International (CAPDI), di Provinsi Kandal, Kamboja, Minggu (28/7/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, jumlah pemilih h di tiap-tiap TPS yang berada di Kamboja mencapai 600 sampai 800 orang. Sedangkan di Indonesia sendiri, tiap-tiap TPS hanya diisi oleh 300 sampai 400 pemilih.

"Jadi di Kamboja tidak perlu bikin banyak-banyak TPS. Apalagi di Jakarta, dari TPS 1 ke TPS 2 sangat berdekatan. Kita harus contoh ini karena sangat hemat anggaran," tutur JK.

JK berharap agar pemerintah terutama KPU mencontoh sistem pemilu di Kamboja. JK juga menyarankan agar jumlah pemilih di satu TPS Indonesia berjumlah 1.000 orang.

"Kalau perlu kita juga pakai sistem contreng daripada sistem coblos. Di dunia ini hanya tinggal 2 negara yang pakai sistem tusuk, di Indonesia dan Nigeria saja," pungkasnya.



(rvk/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads