Efisiennya pemilu di Kamboja, terlihat dari tempat pemungutan suara (TPS) yang menggunakan gedung sekolah, universitas dan tempat ibadah. Hal berbeda terjadi di Indonesia, Mayoritas TPS di Indonesia terletak di sebuah lapangan. Dengan demikian pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk menyewa tenda, bangku dan meja.
"Ini memang sangat efisien dia tidak perlu sewa-sewa tenda dan lain-lain, kita harus mencontoh," kata JK yang juga Ketua Centrist Asia Pasific Democrats International (CAPDI), di Provinsi Kandal, Kamboja, Minggu (28/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi di Kamboja tidak perlu bikin banyak-banyak TPS. Apalagi di Jakarta, dari TPS 1 ke TPS 2 sangat berdekatan. Kita harus contoh ini karena sangat hemat anggaran," tutur JK.
JK berharap agar pemerintah terutama KPU mencontoh sistem pemilu di Kamboja. JK juga menyarankan agar jumlah pemilih di satu TPS Indonesia berjumlah 1.000 orang.
"Kalau perlu kita juga pakai sistem contreng daripada sistem coblos. Di dunia ini hanya tinggal 2 negara yang pakai sistem tusuk, di Indonesia dan Nigeria saja," pungkasnya.
(rvk/jor)