Lagi, Polisi Mesir Tembak Mati 38 Demonstran Pendukung Morsi

Lagi, Polisi Mesir Tembak Mati 38 Demonstran Pendukung Morsi

- detikNews
Sabtu, 27 Jul 2013 15:49 WIB
Ilustrasi
Kairo - Krisis politik yang melanda Mesir bukannya mereda, malah semakin panas. Yang terbaru dilaporkan bahwa polisi Mesir telah menembak mati sedikitnya 38 pendukung presiden terguling Mohamed Morsi yang berunjuk rasa.

Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad mengklaim, aksi penembakan tersebut terjadi ketika salat subuh digelar pada Sabtu (27/7) pagi waktu setempat. Pendukung Morsi kembali menggelar unjuk rasa setelah pengadilan Mesir mengumumkan penahanan Morsi terkait dugaan keterlibatan Hamas dan konspirasi pembunuhan polisi saat revolusi tahun 2011 lalu.

"Mereka menembak bukan untuk melukai, mereka menembak untuk membunuh. Luka tembak yang ditemukan ada di bagian kepala dan dada," tutur Haddad seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/7/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reporter Reuters yang ada di lokasi kejadian melaporkan, sedikitnya ada 20 jasad yang ditutupi dengan kain putih di rumah sakit setempat. Insiden ini terjadi di dekat sebuah masjid bernama Rabaa al-Adawiya yang ada di Kairo. Sejumlah korban tewas lainnya dilaporkan dibawa ke rumah sakit lain. Haddad menambahkan, sebanyak 1.000 orang lain mengalami luka-luka dalam penembakan ini.

Menurut Haddad, awalnya polisi hanya menembakkan gas air mata ke arah pendukung Morsi yang berujun rasa di area dekat Rabaa dan 6th October Bridge. Tak diduga, tembakan gas air mata tersebut diselingi dengan tembakan senjata api.

"Di tengah-tengah asap akibat gas air mata, peluru-peluru mulai ditembakkan," terangnya.

Haddad menambahkan, pelaku penembakan merupakan pasukan polisi khusus berseragam hitam. Tidak hanya itu, lanjut Haddad, para penembak jitu juga beraksi dari atap kampus maupun gedung-gedung yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Kantor berita setempat, MENA mengutip seorang sumber pejabat keamanan Mesir yang membantah penembakan ini. Menurut pejabat yang enggan disebut namanya tersebut, polisi hanya melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Menurutnya, sama sekali tidak ada senjata api yang digunakan.

Insiden ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di Mesir semenjak penggulingan Morsi pada 3 Juli lalu. Pada 8 Juli lalu, sebanyak 53 pendukung Morsi tewas ditembak militer Mesir secara membabi buta di depan markas Garda Republik.

"Namun yang kali ini lebih brutal karena Garda Republik terlihat tengah melakukan operasi militer taktis. Kali ini tampak seperti agresi brutal," tandas Haddad.

(nvc/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads