Anggota Parlemen Tunisia Dibunuh, Serikat Buruh Serukan Aksi Mogok

Tunnis, - Aksi demo besar-besaran terjadi di Tunisia. Serikat buruh Tunisia bahkan menyerukan untuk melakukan aksi mogok umum di negeri itu sebagai protes atas "terorisme, kekerasan dan pembunuhan-pembunuhan".

Hal ini sebagai protes atas pembunuhan anggota parlemen Mohamed Brahmi yang ditembak mati oleh sekelompok pria bersenjata di luar rumahnya pada Kamis, 25 Juli waktu setempat. Pembunuhan ayah lima anak itu menuai kecaman internasional.

Belum jelas siapa yang melakukan pembunuhan itu. Namun partai berkuasa Ennahda dituding terlibat oleh pihak keluarga korban. Tuduhan ini dibantah keras kelompok Islam moderat itu.

Ketua Ennahda Rached Ghannouchi menyebut pembunuhan Brahmi sebagai "bencana bagi Tunisia". Ditambahkannya, "Mereka yang berada di balik kejahatan ini ingin membawa negara menuju perang saudara dan mengganggu transisi demokratis," cetusnya.

Aksi-aksi demo terjadi di Tunnis tengah dan di Sidi Bouzid, kota asal Brahmi. Di Tunis, aparat polisi melepaskan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang menyerukan mundurnya rezim Tunisia.

Sementara Serikat Umum Buruh Tunisia menyerukan untuk melakukan aksi mogok umum hari Jumat ini sebagai protes atas "terorisme, kekerasan dan pembunuhan". Serikat buruh tersebut sebelumnya pernah menyerukan aksi demo pada 14 Januari 2011 lalu, hari tumbangnya diktator Tunisia Zine El Abidine Ben.

Brahmi dari partai sayap kiri Popular Movement, dibunuh di luar rumahnya di Ariana, dekat Tunnis. "Dia dihujani peluru di depan istri dan anak-anaknya," cetus Mohsen Nabti, anggota partai kecil tersebut. Menurut stasiun televisi Watanya, Brahmi yang berumur 58 tahun itu diterjang 11 peluru dari jarak dekat.

(ita/nrl)