Insiden pembuangan bom yang terjadi pekan lalu itu telah menuai kritikan keras dari banyak pihak, terutama kalangan aktivis lingkungan. Dua pesawat Harrier terpaksa membuang bom tersebut di perairan Australia tepatnya di area terumbu karang saat latihan gabungan, karena adanya kapal sipil di area pembuangan awal.
Hal ini memicu protes karena Great Barrier Reef masuk dalam daftar World Heritage UNESCO. Meskipun militer AS dan Australia terus berdalih bahwa bom tersebut minim risiko dan jatuh di area 30 km dari terumbu karang terdekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Militer AS sadar akan tanggung jawab profesional untuk mengurangi dampak lingkungan atas setiap latihan atau operasi militer yang dilakukan," demikian pernyataan Angkatan Laut AS, seperti dilansir AFP, Jumat (26/7/2013).
"Kami berkomitmen penuh untuk memperbaiki setiap potensi dampak yang merugikan lingkungan dalam waktu yang tepat," imbuhnya.
Rincian rencana misi pencarian dan evakuasi bom ini akan diumumkan kemudian.
Insiden ini terjadi pada hari kedua latihan gabungan Talisman Sabre, yang diikuti oleh 28 ribu tentara AS dan Australia. Dua pesawat militer AS jenis AV-8B Harrier awalnya berniat menjatuhkan keempat bom yang dibawanya di wilayah dekat pulau setempat, namun gagal.
Dalam kondisi darurat dengan kekurangan bahan bakar dan tidak mampu melakukan pendaratan dengan muatan bom seberat itu, maka opsi pembuangan bom terpaksa dilakukan di area dekat Great Barrier Reef. Hal ini memicu kritikan tajam dari banyak pihak, termasuk juga senator Australia dari Green Party yang menyebut hal ini sangat memalukan bagi pemerintah Australia.
(nvc/ita)