Salah satu sungai yang paling bau adalah sungai yang melintas di kawasan Rawa Badak.
"Bau amis itu karena sampah, sampai ada bangkai kucing, ayam, tikus, anjing, dan kambing. Nah gimana nggak bau, sampah sama bangkai campur gitu jadi satu," keluh Suharno, penarik perahu getek di Sungai Rawa Badak, ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (25/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharno yang mulai menarik perahu getek sejak tahun 1988 mengatakan, air sungai Rawa Badak ini mulai menghitam sekitar tahun 1992. Dia mengeluhkan warga yang tak bisa menjaga lingkungannya.
Pernah suatu saat, Suharno menegur warga yang hendak membuang sampah di sungai. "Mas, tolong Mas, kalau buang sampag jangan di sungai ini lagi. Eh dia malah balas, 'Nggak ada tempat sampah. Malas, tempat sampahnya kejauhan'," kata Suharno mengenang pengalamannya.
Dia juga menuturkan, ekskavator memang selalu tersedia di dekat pintu air di Rawa Badak. Setiap sore, ekskavator itu mengeruk sampah di sungai.
"Tiap dikeruk itu 30 persen lepas dari kerukan dan jatuh ke sungai lagi," jelas Suharno.
Sementara Mitrah (39), warga Rawa Badak yang rumahnya berjarak 8 meter dari sungai, mengatakan bau itu paling parah menyerang pada sore hari.
"Bau amisnya pekat kalau pas sore, sampah lagi banyak-banyaknya," tambah Mitrah, perantau dari Purwokerto yang sejak tahun 2000 tinggal di kampung bantaran Kali Rawa Badak itu.
(nwk/nrl)