Menyusuri Sungai-sungai Hitam di Jakarta Utara

Menyusuri Sungai-sungai Hitam di Jakarta Utara

- detikNews
Jumat, 26 Jul 2013 11:27 WIB
(Foto: Taufan Noor Ismailian/detikcom)
Jakarta - Warna hitam dan pekat sudah menjadi pemandangan sungai-sungai di wilayah Jakarta Utara. Sungai-sungai itu melalui jalan besar maupun perkampungan. Saat menyusuri bantarannya, bau amis hingga busuk menjadi aroma yang tak luput tercium oleh hidung.

Seperti yang detikcom saksikan di Sungai Rawa Badak, Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Kamis (25/7/2013). Selain hitam, banyak sampah yang mengaliri sungai.

Hanya waktu terjadi hujan deras dan banjir air sungai berubah warna coklat. Namun warna coklat itu hanya sementara, setelah selesai hujan warna sungai kembali menghitam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Air di sungai ini berubah hanya waktu hujan, berubah jadi coklat airnya. Tapi ya hanya sebentar, setelah itu hitam lagi," kata Mul, warga Rawa Badak.

Menurut laki-laki yang keseharianya bekerja sebagai tukang ojek ini, dulu sekitar tahun 1994 sungai masih berwarna coklat dan waktu tahun 1990 masih banyak warga yang mencuci baju di sungai.

Apa yang dikatakan Mul itu dibenarkan oleh Suherno, penarik perahu getek di Sungai Rawa Badak sejak tahun 1988. Tahun 1988, sungai yang mengalir di Rawa Badak itu masih berwarna cokelat, bahkan airnya bisa dipakai mencuci oleh warga.

"Mulai hitam tahun 92-93," kata Suherno.

Air hitam ini juga mengaliri Sungai Sunter. Sepotong bagian sungai ini malah tertutupi sampah. Mulai dari styrofoam, plastik, bambu, kayu semua bertumpuk dan berserakan di tengah sungai. Bau yang cukup amis pun menyeruak.



(Sungai Sunter yang hitam dan banyak tumpukan sampah-Taufan/detikcom)

Sedangkan kondisi Sungai Ancol, masih mendingan. Meski berair hitam, tidak terlalu banyak lalu lalang sampah di kali ini. Menurut Dany (37), warga Pademangan Barat, hitamnya Sungai Ancol ini karena banyaknya lumpur yang mengendap dan membuat sungai dangkal.

"Sungai hitam karena lumpur dan sudah lama tidak ada pengerukan dari pemerintah. Air sungai dari luar kelihatan dalam tapi coba masuk ke air, kedalaman tidak sampai 2 meter. Padahal dulu mencapai 8 meter dan kalau hujan air pasti meluap," ujar Dany yang tinggal di kawasan Pademangan sejak tahun 1980-an ini.



(Sungai Ancol yang hitam diduga karena banyak lumpur-Taufan/detikcom)

Bukan tanpa dasar Dany mengatakan hal itu. Saat kecil, dia suka bermain-main dan mandi di sungai dengan teman-temannya. Saat anak-anak itu, dia sempat menyambung-nyambung bambu dan mengukur kedalaman sungai. Nah, kedalaman itu makin dangkal saat dia sempat mengukurnya baru-baru ini.

Dany berharap akan ada pengerukan lumpur si sungai-sungai Jakarta Utara sehingga sungai tidak menjadi hitam dan bau tak sedap pun ikut menghilang.

"Semoga pemerintah peduli dengan sungai-sungai di Jakarta Utara yang berwarna hitam dan bau. Dengan melakukan pengerukan lumpur di dalam sungai diharapkan dapat menghilangkan warna hitam dan bau amis yang mengganggu," harap Dany.

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads