Seperti dilansir Straits Times, Jumat (26/7/2013), kedua anak laki-laki yang masing-masing berusia 9 tahun dan 10 tahun itu dipaksa makan cabai. Cabai juga pernah diusapkan ke tubuh kakak-beradik itu ketika mereka menolak memakai celana dalam yang dibelikan si pengasuh.
Tidak hanya itu, si pengasuh bersama kedua anaknya, yang tidak disebut usianya, memaksa bocah-bocah ini berlutut pada tas ransel yang diisi batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat tindak penganiayaan yang keji ini, sang bocah yang lebih tua mengalami pembengkokan di tulang belakangnya. Karena kedua korban masih di bawah umur, maka identitas mereka dirahasiakan.
Tante dari kedua bocah tersebut menuturkan kepada harian lokal, Shin Min Daily News, ibu kedua bocah tersebut merupakan ibu tunggal. Dia mempekerjakan si pengasuh untuk mengasuh anak-anaknya sejak beberapa tahun lalu.
Parahnya, penganiayaan ini berlangsung selama 2 tahun tanpa diketahui sang ibu. Kasus ini baru terbongkar pada bulan lalu ketika libur sekolah, kakak-beradik itu mengeluh tidak enak badan ketika berkunjung ke tempat saudaranya di Malaysia.
Sang ibu kemudian membawa mereka ke rumah sakit begitu kembali ke Singapura. Dari hasil pemeriksaan, dokter menemukan adanya sejumlah luka dan memar pada tubuh keduanya. Polisi diberitahu hal ini dan melakukan penyelidikan.
Kepada polisi, anak yang lebih muda menyebut pengasuhnya sebagai pelaku penganiayaan mereka. Sedangkan si kakak meluapkan kemarahannya karena sang ibu tidak mampu melindungi mereka. Kasus ini masih dalam penyelidikan aparat setempat.
(nvc/ita)