Kegalauan partai yang dipimpin oleh Cak Imin itu tergambar dari perbedaan pendapat para elite PKB mengenai isu pencapresan Rhoma. Tak tanggung-tanggung, kegalauan itu menghinggapi para pengurus DPP.
Perbedaan itu sudah dimulai dari baliho PKB 'Partainya Ksatria Bergitar'. Sebagian elite partai keberatan dengan baliho itu karena mengubah kepanjangan singkatan PKB, namun lainnya tak mempermasalahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PKB itu kan Partai Keluarga Bandung, Partai Keluarga Betawi, Partai Kebangkitan Batak, Partainya Ksatria Bergitar. Silakan saja, sesuai kreasinya masing-masing," ujar Helmy di sela-selar acara Safari Ramadan Peringatan Malam Nuzulul Quran bersama PKB di Jalan Terusan Pasirkoja, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/7/2013) malam.
Namun baru saja kegalauan soal baliho reda, Rhoma Irama memicu kegaluan baru di internal PKB. Dalam acara Safari Ramadan yang juga disebut sebagai acara sosialisasi dirinya sebagai capres itu, Rhoma menyatakan sudah resmi menjadi capres PKB.
"Sudah positif menjadi capres PKB. Sejak 2 April, saya sudah sign kontrak dengan PKB. Resmi mencapreskan Rhoma Irama," klaim Rhoma.
Pernyataan Rhoma ini memancing reaksi dari internal DPP PKB. Ketua DPP PKB Marwan Jafar membantah klaim Rhoma dan menegaskan partainya belum memutuskan capres yang akan diusung.
"Yang ada hanya wacana saja sebagai bakal calon capres, sama sekali bukan capres!" kata Marwan saat dihubungi detikcom, Kamis (25/7) malam.
Reaksi penolakan Marwan bertentangan dengan pernyataan Helmy. Menurut Helmy, saat ini capres PKB adalah Rhoma Irama.
"Sudah diusung. Ini lagi dikenalkan kepada masyarakat. Nanti kita lihat perkembangan selanjutnya," ujar Helmy.
Meski terjadi kegalauan di internal PKB, Rhoma sepertinya cuek. Niatnya untuk menjadi capres sudah bulat.
"PKB itu Partainya Ksatria Bergitar," teriak Rhoma dalam Safari Ramadan bersama PKB di Bandung.
(trq/rni)