"Kalau bisa sih seumur hidup saja, biar pada kapok enggak ugal-ugalan lagi," kara orangtua Reni, Nurhayati (40), di ruang perawatan RS Antam Medika, Jl Pemuda no. 1A, Jaktim, Rabu (24/7/2013).
Nurhayati mengatakan, anaknya merupakan pribadi yang pendiam. Anaknya enggan bercerita kecuali dipaksa-paksa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurhayati mendapat kabar dari anaknya tertabrak Metro Mini dari sepupu Reni. Saat itu Metro Mini 47 jurusan Senen-Pondok Kopi menabrak Reni dan dua orang rekannya di dekat halte busway Layur, Pulogadung. Akibat kecelakaan ini satu orang rekan Reni, Beniti Lini Manata, meninggal dunia. Sedangkan satu korban lainnya adalah Rahmi Utami (12) yang dirawat di RS Tarakan.
"Sebenarnya saat itu ada lima anak yang mau menyebrang. Mungkin yang dua enggak jadi nyebrang, saya juga enggak tahu, diceritain sepupunya," ujar wanita yang tinggal di daerah Rawamangun tersebut.
Polisi telah menetapkan sopir Metro Mini maut itu sebagai tersangka. WS (22) terancam hukuman kurungan selama 6 tahun. Tersangka juga ternyata tidak memiliki SIM dan hanya membawa photocopy STNK.
(nal/nal)