Direktur Bina Pelaksana Wilayah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Winarno menjelaskan, setiap harinya ada 50 ribu kendaraan yang didominasi dari truk-truk besar yang lewat jalur pantura, karena merupakan satu-satunya jalur ekonomi Jakarta-Jawa via darat.
"Volume per kapasitas ratio itu sudah nggak cocok. Idealnya 20 ribu kendaraan LHR (Lintas harian rata-rata) nya itu, angka itu pun sudah mau jenuh. Sekarang itu 40-50 ribu LHR-nya/tahun," jelas Winarno kepada detikFinance, Rabu (24/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tumpuan dari Pantura ke situ. Sudah 8 lajur, Pantura masih 4 lajur," katanya.
Winarno menyebutkan, kerusakan jalan, dan kemacetan yang terjadi saat ini di Pantura tak lain karena beban jalan yang berlebih, didukung oleh letak geografis Pantura serta cuaca. Winarno mengungkapkan, ini harus dikoordinasikan bersama.
"Tolong tanyakan ke ahli-ahli, dampak dari suatu overload itu kerusakan dini. Kita selalu sampaikan ini menjadi PR bersama. Kalau ada overload, kenapa overload. Kenapa moda lainnya, transportasi semua ke darat. Padahal teori transportasi beban berat itu paling hemat lewat KA atau kapal," tegas Winarno.
Lain halnya jika jalan tol sudah jadi dan jalur ganda kereta Jakarta Surabaya sudah rampung, kerusakan tersebut bisa diminimalisir selama pergerakan kendaraan saat ini bisa dialihkan, khususnya barang.
"Semoga cepat-cepat selesai," tuturnya.
(zul/mok)