"Ya kalau mau nuntut, saya nuntut apa. Sudahlah biar diurus polisi saja," ujarnya saat ditemui di RS Tarakan, Jl Kiai Caringin, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2013).
Koko dan istrinya, Maryani (32) saat ini masih menunggu Rahmi di ruang tunggu RS Tarakan. Mereka hanya diijinkan masuk saat dipanggil oleh perawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang bekerja sebagai office boy di daerah Rawamangun ini berharap putri sulungnya tersebut segera sadar. Ia sempat shock dan mengira anaknya telah tiada.
"Ada yang ngasih tahu saya kalau korbannya ada yang meninggal. Saya kira anak saya karena saya lihat sepatunya di lokasi kejadian," ungkap Koko.
Menurut Koko, Rahmi dan kedua temannya tersebut berteman dekat. Rumah mereka juga berdekatan sehingga berangkat dan pulang sekolah selalu bersama. Jarak rumah ke SMP Al Washliyah 1 Pulogadung tersebut kurang lebih 1 km.
"Kebetulan teman yang meninggal ini katanya lagi nggak enak badan. Mau nyeberang lewat jembatan penyeberangan nggak kuat," ungkapnya.
Pria yang memiliki 4 anak ini menggunakan fasilitas KJS untuk membiayai pengobatan Rahmi. Sejauh ini ia tidak mengalami kendala yang berarti.
"Alhamdulillah lancar, pihak sekolah juga peduli. Mereka yang ngurus dari awal sampai semalam dipindah ke sini," tuturnya.
(kff/gah)