Sekitar 95 pencari suaka masih berada di Pulau Kiran setelah gagal mencapai tujuan yang mereka inginkan, Australia.
Vivian Tan, jurubicara regional UNHCR, mengatakan, wanita dan anak-anak dalam kelompok itu tinggal di rumah penduduk setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok itu dilaporkan kekurangan makanan dan sebagian menderita sakit.
Tan mengatakan, mungkin terdapat anak-anak balita dan wanita hamil. "Mereka mungkin sangat membutuhkan perawatan medis yang tidak tersedia di pulau itu," katanya.
73 warga Rohingya dan 22 warga Bangladesh meninggalkan Pulau Sulawesi pada 24 Juni lalu, berangkat dengan kapal menuju Australia.
Kerusakan mesin kapal dan cuaca buruk mendorong kapal mereka ke wilayah Timor Leste, dan akhirnya terdampar di Pulau Liran.
Zawir, yang mewakili ke-73 warga Rohingya di kapal itu mengatakan, usaha mereka mencari suaka ke Timor Leste ditolak.
Pulau Liran, Wetar, terletak di bagian utara ibukota Dili antara Pulau Atauro dan Pulau Wetar, yang merupakan wilayah Indonesia.
Tan mengatakan, UNHCR menyerukan kepada kelompok itu untuk segera pindah.
"UNHCR meminta kepada pihak berwenang Indonesia agar segera memindahkan kelompok ini ke lokasi yang dapat dicapai petugas bantuan," katanya.
(nwk/nwk)