"Kenyamanan urutan sekian. Yang penting terangkut, nggak mogok dan AC nyala," ujar Nurcahyo, moderator KRL Mania, ketika dihubungi detikcom, Selasa (23/7/2013). KRL Mania adalah komunitas pelanggan KRL.
Menurut Cahyo, sejak tarif progresif dilakukan pada 1 Juli 2013 lalu, masih ada kereta yang mogok, AC mati, dan copet yang bergentayangan. Hal ini terjadi berulang-ulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi saat jam sibuk masuk kantor mulai pukul 05.30 WIB-07.30 WIB, lanjut Cahyo, kereta masih ada yang mengalami keterlambatan. Akibatnya terjadi penumpukan penumpang dan kereta selanjutnya sudah penuh.
"Saya naik dari Pondok Cina pukul 06.20 WIB. Dapat kereta 06.45 WIB," keluh pria yang bekerja di Cikarang ini.
Cahyo mengakui CL kini semakin penuh saat jam sibuk masuk kantor. Hal ini karena ada perubahan jam kerja saat bulan puasa. "Orang berangkat naik KRL habis subuh," tutur Cahyo.
Untuk pulang kantor, jam sibuk di bulan puasa terjadi sekitar pukul 16.00 WIB-17.00 WIB. Menurut pengalaman Cahyo, CL yang AC-nya baik ada di gerbong yang bertanda setrip merah. Sedangkan gerbong yang bertanda setrip biru AC-nya kurang bagus.
Petugas di gerbong juga tidak ada. Yang ada hanya di gerbong khusus wanita. Padahal petugas berguna untuk keamanan penumpang.
"Perlu untuk keamanan, seperti untuk mencegah copet. Tadi pagi saja ada copet di Stasiun Sudirman. Copet ambil ponsel. Korbannya wanita, tadi dia ngetweet," tutur Cahyo.
PT KCJ menetapkan tarif progresif berdasar jarak yaitu Rp 2.000 untuk 5 stasiun pertama dan Rp 500 untuk per 3 stasiun berikutnya. Inilah yang menyebabkan moda angkutan massal ini kebanjiran penumpang.
Bagaimana pengalaman Anda naik CL? Ceritakan kepada kami di redaksi@detik.com, jangan lupa sertakan nomor telepon.
(nik/nrl)