Namun, hal ini tak mengganggu ibadah puasa yang dijalani warga yang kediamannya direndam banjir. Sentul (69), warga Kampung Pulo RT 05/02, memilih tetap tinggal di rumahnya meskipun ketinggian air diprediksi akan naik lagi. Janda beranak tiga ini pun tetap berpuasa meski dengan makanan seadanya.
"Ini buka puasa pakai ubi sama teh manis doang," ujarnya saat ditemui detikcom di rumahnya, Senin (22/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemui, Sentul tak sendiri. Dia juga mengajak kedua tetangganya, sesama janda untuk menemaninya. Fatmah (65) dan Marnah (67) tampak menemani Sentul duduk di lantai di loteng rumahnya. Ditanya kenapa tidak mengungsi saja, Sentul berujar dirinya lebih memilih tinggal di rumah karena tidak tahu harus mengungsi dimana.
"Mau ngungsi dimana, jauh banget, abis itu harus dempet-dempetan. Mending di rumah aja deh," tutur wanita yang menempati rumah 2 lantai dengan tipe 3x8 tersebut.
Sebenarnya, kelurahan setempat membagikan konsumsi berupa nasi kotak bagi warga untuk berbuka puasa. Namun entah kenapa wilayah RT 05 belum mendapat bagian. Ketua RT 05/02, Heri Hernayadi (45) yang ditemui terpisah mengkonfirmasi hal tersebut. Heri juga menjelaskan tentang keberadaan warganya yang mengungsi di loteng dan berbuka puasa hanya dengan ubi dan teh manis.
"Pas jam 5 itu saya pulang, biasa saya kan keliling tuh ngecek warga. Ini ada warga yang kena banjir juga, saya tanya sudah bedug kok belum buka terus katanya udah kok sama ubi sama es teh manis doang," jelas Heri.
Heri berujar sekitar pukul 12 siang tadi banjir di daerahnya sudah surut. Namun, ketinggian air diprediksi akan meninggi karena dirinya mendapat kabar bahwa ketinggian air Depok naik 120 cm.
"Tadi pas saya berangkat kerja air udah mulai surut sekitar jam 12, jam 4 dapat kabar kalau air naek lagi, dapat kiriman dari Katulampa katanya, cuma jam 5 udah surut, terus jam 6 saya baru dapat kabar dari pintu air Depok naek 120 cm," ujar Heri.
(dni/ahy)