"Lapak semakin sempit karena ada pengalihan jalur," ujar Fahri di Jalan Kebon Jati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2013).
Meski demikian, Fahri bersikukuh tetap tinggal. Ia rela jika harus mengurangi dagangan yang dibawanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahri yang pernah menempati kios di Blok G ini mengaku lebih senang membuka lapak di jalan karena lebih laku. Selama ini ia juga tidak pernah bermasalah saat berjualan.
Menurutnya kendaraan di ruas jalan tersebut selalu berjalan lambat. Sehingga tidak pernah menabrak dagangannya hingga tumpah ke jalan.
"Di sini aman-aman saja. Nggak ada yang rusuh atau nyuri. Kalau (kendaraan) nyenggol-nyenggol dikit sering. Tapi itu kan resiko ya," ujarnya.
Selain PKL, parkir liar juga menyumbang kemacetan di kawasan tersebut. Mereka beroperasi jika PKL telah banyak yang membuka lapak.
"Kalau pedagang mulai banyak kita berani buka parkir," ujar juru parkir di Jalan Jati Bunder, Abah.
Setiap harinya, Abah membuka parkir dari siang hingga sore hari. Sebab menurutnya pagi hari masih banyak petugas Satpol PP maupun Dishub yang mengawasi.
(kff/rna)