Ada Prostitusi, Pedagang Ogah ke Blok G

Sengkarut di Tanah Abang

Ada Prostitusi, Pedagang Ogah ke Blok G

- detikNews
Senin, 22 Jul 2013 15:30 WIB
Fotografer - Pool
Jakarta - Pedagang kaki lima di depan Blok B Pasar Tanah Abang menolak direlokasi ke Blok G. Selain khawatir omzetnya bakal menurun, mereka juga beralasan karena Blok G kerap dijadikan tempat mabuk-mabukanΒ serta prostitusi pada setiap malamnya. "'Jablay'nya mangkal di bawah, kalau udah deal baru dah tu dibawa ke atas," kata Warsiman, salah satu pedagang kaki lima kepada Detik akhir pekan lalu.

Banyaknya ruang kosong di Blog G menurut dia banyak digunakan oleh orang tak bertanggung jawab. Warsiman mengaku lebih memilih bertahan berdagang di depan Blok B meski harus membayar sejumlah uang kepada 'preman'. Sebelumnya dia pernah merasakan sepinya berjualan di Blok G. Sehingga dia yakin bila direlokasi, omzetnya akan turun drastis. "Di sana itu (Blok G), cuma lantai dasar dan lantai satu aja yang ada pembelinya, lantai ke atasnya mati,” kata pria yang mengaku menerima omzet Rp 650 ribu per hari ini.

Senada dengan Warsiman, pedagang kaki lima lainnya mengaku lebih baik membayar uang ke preman dari pada harus direlokasi ke Blok G. Meski di Blok G pemerintah provinsi DKI menggratiskan biaya sewa selama 6 bulan pertama. "Ya buat apa gratis kalau gak ada yang beli, kan sama aja bohong," kata dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pedagang minuman ringan dan es kelapa muda ini menjelaskan, perbandingan omzet yang sangat jauh berbeda dibanding di Blok G menjadi alasan dia tidak mau direlokasi. "Di sini lumayanlah bisa dapet Rp 600 ribuan sehari, kalau Blok G mau makan apa kami," katanya. Untuk itu, demi menghidupi keluarganya ia akan lebih memilih bertahan di kaki lima Tanah Abang ketimbang harus direlokasi. Apalagi wacana relokasi bukanlah 'barang' baru di DKI Jakarta. "Saya pernah dagang disitu (Blok G), tapi gak ada pembelinya, ya balik lagi," kata dia.


(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads