Menteri-menteri SBY rajin keluar masuk perkampungan di beberapa daerah untuk menemukan kantong-kantong permasalahan yang dialami masyarakat.
Saat blusukan, para menteri melakukan kegiatan yang tidak biasa, seperti menginap di rumah petani miskin hingga memasak di dapur umum korban banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ngobrol di Atas Rel KA
|
Memasuki gang sempit selebar satu meter di pemukiman padat nan kumuh di kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tercium bau tidak sedap sepanjang kaki melangkah. Rumah-rumah berukuran tidak lebih dari 3x3 meter nampak berdesak-desakan di sepanjang gang.
Beberapa warga kaget tiba-tiba ada banyak orang berkerumun di dekat rumah mereka. Bingung dan penasaran sebab kerumunan itu, beberapa warga memberanikan diri mendekat.
"Ada apa sih? Ada Pak Jokowi ya?" tanya seorang ibu paruh baya dengan raut muka sumringah.
"Ada Pak Menteri Sosial, Bu," jawab seorang pria berbaju batik dan berperawakan tegap. Pria yang tangan kanannya menggenggam handy talky itu adalah ajudan sang menteri.
Dengan muka yang masih menyiratkan tanya kemudian sang ibu mendekati menteri. Entah apa yang terbesit dalam benaknya, tiba-tiba perempuan berbaju cokelat itu menyapa menteri sosial, Salim Segaf Al Jufri.
"Pak saya Asih, sudah dua puluh tahun jadi pemulung. Mari Pak mampir ke rumah saya," ucapnya sambil menunjuk sebuah gubuk kecil yang terbuat dari beberapa papan kayu yang disusun seadanya.
Salim Segaf Al Jufri langsung mengambil tawaran dari perempuan itu. Dia kemudian berjalan menyeberang rel kereta api. Mensos terlihat bingung mencari tempat duduk, akhirnya dia memutuskan untuk duduk di atas rel kereta api yang juga menjadi pekarangan rumah asih.
Dua orang tetangga gubuk asih datang mendekat dan ikut duduk bersama sang menteri. Salim terlihat terlibat dalam obrolan dalam bersama tiga wanita yang semuanya berprofesi sebagai pemulung itu. Muka sang menteri terlihat begitu serius mendengarkan omongan tiga wanita itu. Sekitar 15 menit mereka terlibat dalam perbincangan, sebelum akhirnya Salim harus bergegas pergi.
"Tadi mereka cerita tentang keadaan mereka, ya menurut saya ini tidak layak, nanti kita pikirkan jalan keluarnya," ucap Salim Segaf sambil berjalan.
Pemukiman kumuh yang terletak di Jl Jatibundar, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, memang menjadi tempat tinggal dari beberapa keluarga miskin. Warga pemukiman itu rata-rata bermata pencaharian sebagai pemulung dan buruh angkut di pasar Tanah Abang yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
2. Nginep di Rumah Pak Tani
|
Awalnya, Gita mempublikasikan fotonya melalui jejaring sosial twitter pada Senin (10/6/2013). Gita terlihat sedang makan di sebuah rumah seorang petani.
"Sarapan abis nginep di pondoknya Mas Darno, petani di Desa Sukuh, Kabupaten Karanganyar," jelas Gita dalam akun resmi twitter-nya @GWirjawan.
Dalam foto tersebut terlihat Gita sedang makan di temani dengan dua orang lainnya. Keadaan rumah petani tersebut memang terlihat mengkhawatirkan. Berdinding kayu dan hanya beralaskan tanah.
Hal seperti ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dahlan pernah menghabiskan malam di rumah petani miskin di daerah Yogyakarta.
Suami-istri warga Dusun Seworan RT18/RW8, Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulonprogo, Hadi Sumarto (60) dan Sarjiyah (57) tidak akan menyangka rumahnya akan disambangi orang nomor satu di Kementerian BUMN tersebut.
Keluarga yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh tani itu sangat terkejut saat mantan Direktur Utama PLN itu meminta izin untuk menginap di rumah mereka yang berlantai tanah dan dinding dari anyaman bambu.
Dahlan sengaja bermalam di tempat tersebut supaya bisa meninjau tanam perdana areal binaan progam Pro Beras Sang Hyang Seri di Bulak Seworan yang lokasinya tidak terlalu jauh.
3. Belanja Bawang dan Cabai
|
Pengamatan detikcom di Pasar Klender, Rabu (13/2/2013), Hatta membeli bawang putih jenis kating sebanyak 1 kg dengan harga Rp 36.000. Ia juga sempat membeli 2 tempe dengan harga Rp 18.000.
Setelah itu ia beranjak ke pedagang cabai merah keriting. Hatta berhenti dan menanyakan harga cabai ke pedagang dan pembeli.
"Saya beli cabai 1 kg dan ibu ini (pembeli) juga beli tadi 1/2 kg saya yang bayar," kata Hatta.
Seperti diketahui pagi ini, Hatta Rajasa beserta Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso dan Sekjen Kementerian Perdagangan Gunaryo melakukan sidak ke Pasar Klender dan Pasar Induk Cipinang Jakarta Timur. Selain melihat pergerakan harga sayur mayur dan beras, tujuan utama sidak ini adalah melakukan peninjauan harga daging sapi.
4. Bawa 'Pasukan' Tinjau Banjir
|
Jero membawa seluruh dirjennya dan ikut pula Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan ke posko banjir Slamet Riyadi RW 4 Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jumat (18/1/2013).
"Nggak apa-apa kondisinya (berantakan) seperti ini," ungkap Jero kepada salah satu stafnya di lokasi bencana.
Kehadiran Jero disambut antusias oleh masyarakat sekitar. Jero menanggalkan jasnya dan menggunakan pakaian olahraga berbalut rompi.
Mendampingi Jero terlihat antara lain Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo, Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, dan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.
"Nanti kita akan serahkan uang, pakaian, obat, gas elpiji kita akan kirim, pangan dan dokter yang siaga," terang Jero.
Awalnya Jero ingin melihat langsung kondisi rumah yang kebanjiran, namun niat tersebut batal karena dikabarkan air banjir akan naik.
Saat bertemu Jero, para warga yang hadir sempat curhat soal kekurangan obat-obatan, makanan, dan selimut untuk menemani mereka dalam kondisi banjir tersebut.
5. Masak di Dapur Umum
|
"Masaknya yang rajin ya," sapa Dahlan kepada sekelompok ibu-ibu relawan yang sedang sibuk di dapur umum di pengungsian di Jl Cililitan 3, Jakarta Timur, Sabtu (19/1/2013).
Dahlan bahkan tak sungkan untuk ikut memotong sayur-sayuran yang hendak dimasak sambil terus bercakap-cakap dengan warga. Kembali dia mengingatkan agar tidak terus membuang sampah ke sungai sebab dampaknya adalah banjir seperti sekarang ini.
"Tadi banyak sampah yang hambat, ini lagi dipanggil alat berat. Jadi sampah membuntu sungai akhirnya menghambat," lanjut Dahlan kepada ibu-ibu di dapur umum.
Tak lama kemudian, ia melihat selang air yang menyala, dan mengambilnya. Rupanya ia membersihkan tubuhnya yang kotor karena nyemplung di lokasi banjir setinggi sampai sekitar dada orang dewasa.
Dahlan kemudian berjalan meninjau posko berikutnya, yaitu posko medis. Mantan bos PLN itu mengecek obat-obatan di posko medis. Lalu tak lama, ia berjalan menuju posko banjir berikutnya, ada sekitar 6 posko yang ia kunjungi. Jepret! Dahlan pun sesekali berfoto di posko banjir itu.
Akhirnya, setelah lama 'blusukan' di lokasi banjir dan meninjau posko-posko bencana, menteri BUMN itu akhirnya meninggalkan lokasi banjir di Cililitan dan pergi menggunakan mobil Mercedes-Benz B 1193 RFS.
Halaman 2 dari 6