Warga Lereng Utara Merapi Dengar Suara Gemuruh Keras

Warga Lereng Utara Merapi Dengar Suara Gemuruh Keras

- detikNews
Senin, 22 Jul 2013 13:25 WIB
Boyolali, - Hujan abu dan pasir tidak melanda warga Merapi di lereng utara yang masuk daerah Boyolali. Namun demikian mereka juga merasakan gempa vulkanik yang terjadi dan juga menyaksikan semburan api di puncak yang mengarah ke selatan.

"Sekitar pukul 04.00 WIB terdengar suara gemuruh dari arah puncak. Saya dan para tetangga lainnya langsung lari keluar rumah dan melihat ke puncak Merapi. Saya lihat ada semburan api di sisi selatan. Kami hanya bisa menyaksikan sebentar karena kemudian puncak (Merapi) tertutup kabut," kata Semi, warga Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Senin (22/7/2013)

Dia melanjutkan, semburan api memang cuma sebentar dirasakan namun tidak demikian dengan gemuruh dan getaran yang ditimbulkan. Semi mengatakan sebelumnya terdengar suara dentuman disusul oleh suara gemuruh seperti tanah longsor. Suara gemuruh itu didengar cukup keras dan lama. Bahkan kaca jendela rumah warga bergetar keras akibatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga segera berhamburan keluar rumah untuk melihat kondisi. Warga disini tidak memutuskan untuk mengungsi karena tidak ada kejadian susulan setelah suara gemuruh itu. Disini juga tidak terjadi hujan abu seperti di lereng sisi timur dan selatan. Pagi ini aktivitas warga juga kembali normal seperti biasanya," ujar Sri maryani, warga Tlogolele lainnya.

Sementara itu petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Desa Jrakah, Selo, Boyolali, Tri Mujiyanto, mengatakan secara visual petugas pengamatan tidak melihat adanya semburan pijar api, tetapi melihat adanya kepulan asap. Selain itu juga mendengar suara dentuman satu kali yang disusul suara gemuruh sekitar 10 menit pada pukul 04.15 WIB hingga04.25 WIB.

Seperti diberitakan sebelumnya Gunung Merapi menunjukkan aktivitasnya mengeluarkan hujan abu dan pasir yang mengarah ke sisi timur dan selatan. Kawasan lereng itu masuk daerah Klaten dan Sleman. Akibatnya ribuan orang sempat mengungsi untuk menghindari kemungkinan lebih buruk.

"Kami sedang makan sahur ketika mendengar suara gemuruh yang cukup keras dan lama yang kemudian diikuti hujan abu. Kami kemudian memilih untuk mengungsi bersama warga lainnya. Hujan abu baru mulai reda satu jam setelahnya. Setelah benar-benar aman, kami baru pulang ke rumah masing-masing sekitar pukul 06.00 WIB," papar Tulus, warga Kemalang, Klaten.

(mbr/lh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads