"Masih (anomali suhu muka laut), sudah sejak Januari anomali positif dan makin besar pada April hingga Juli," jelas Kepala Bidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hariyadi ketika dihubungi detikcom, Senin (22/7/2013).
Suhu muka laut saat memasuki bulan-bulan kemarau pada April menjadi 27-28 derajat Celcius, namun hingga Januari hingga Juli ini masih berkisar 29-30 derajat Celcius, lebih tinggi 1-2 derajat Celcius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhu muka laut yang lebih tinggi itu menyebabkan angin-angin agak kencang di selatan Jawa, kemudian melambat membentuk putaran ke dalam dan berbelok ke arah utara di kawasan Jabodetabek.
"Pusaran-pusaran angin menyebabkan udara menjadi labil, akhirnya terbentuk awan hujan," jelas Hariyadi.
Namun dia memastikan hujan di kawasan Jabodetabek yang terjadi pada musim kemarau ini bukan imbas dari Topan Soulik yang sempat melanda kawasan Taiwan dan China daratan pekan lalu.
(nwk/nrl)