Dalam kerusuhan yang terjadi Jumat, 19 Juli malam waktu setempat itu, para pengungsi mengambil alih pusat pemrosesan imigrasi di pulau Nauru dan mempersenjatai diri mereka dengan pisau dan batang besi. Pulau Nauru merupakan pulau terpencil di wilayah Pasifik.
Hampir separuh dari total 500 pencari suaka yang ditahan di fasilitas itu berhasil melarikan diri. Namun mereka yang kabur saat ini telah berhasil ditemukan. Sejumlah bangunan pun ludes dibakar dalam insiden tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku tak bisa memastikan jumlah para tahanan yang sempat kabur. Namun menurutnya, semua staf dan pengungsi saat ini telah ditemukan.
Menurut sejumlah media Australia, 15 petugas penjaga terluka dalam insiden ini. Sebanyak 60 tahanan telah ditangkap terkait kerusuhan ini.
Insiden ini terjadi setelah pemerintah Australia mengumumkan kebijakan garis keras mengenai para pencari suaka. Diumumkan bahwa para manusia perahu kini tak akan lagi ditempatkan di negeri itu. Untuk selanjutnya, semua pencari suaka yang tiba di negeri itu tanpa izin, akan dikirimkan ke negara miskin Papua Nugini untuk penempatan permanen.
(ita/ita)