Program waterway yang diresmikan Gubernur DKI kala itu, Sutiyoso, diharapkan bisa menambah pilihan transportasi warga Ibukota. Namun, kini yang tersisa hanya bangunan 1x2 meter yang sudah terabaikan.
Pantauan detikcom, Jumat (19/7/2013), salah satu dermaga waterway di Halimun, Jakarta Pusat, bangunan bergaya khas Betawi itu tampak kumuh. Meski badan dermaga masih berdiri, tetapi sebagian besi tangga sudah hilang. Coretan dari tangan-tangan jahil juga tampak di badan bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini dermaga itu hanya berselimutkan debu dan karat. Selain itu, terlihat juga sampah-sampah yang tersangkut di sisa-sisa besi tangga. Sungguh pemandangan yang tak sedap dipandang mata.
Bangunan itu juga terlupakan karena pembatas beton setinggi 2 meter menutupinya dari pandangan orang yang melintas di Jalan raya. Orang hanya akan melihat ujung bangunan yang berwarna hijau. Untuk bisa melihat dermaga secara utuh, orang harus memanjat pembatas setinggi 2 meter tersebut.
"Ini dibangun beton kayak gini nih. Soalnya sebelah sana longsor tuh. Rubuh," jelas Erwin (31), warga lain yang juga sedang memancing.
Transportasi sejauh 2 kilometer ini mangkrak karena air di sungai Ciliwung terlalu dangkal untuk kapal melintas. Selain itu, jika hujan deras, ketinggian air juga terlalu tinggi dan membuat kapal tak bisa juga beroperasi.
(dni/gah)