"Di lapangan kami menemukan fakta bahwa ada oknum yang menyewakan lapak yang terbuat dari bambu ukuran 1x1 meter untuk PKL Rp 20 ribu per hari," ujar Lurah Pasar Minggu Satia ketika ditemui di Kantor Lurah Pasar Minggu, Jaksel, Jumat (19/7/2013).
Oknum tersebut, menurut Satia telah melakukan permainan tersebut sejak lama. "Sebelum saya dilantik Mei bulan lalu saya pernah bekerja di wilayah ini pada 2006, dan hal ini sudah terjadi. Ini sudah permainan lama," jelas Lurah yang baru saja dilantik oleh Jokowi bulan Mei yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari razia di lapangan, kami menemukan bisa disewa oleh beberapa oknum pemerintahan. Dari hasil razia kemarin, yang berperan disana adalah oknum yang bekerja sama dengan PLN. Karena untuk membuat meteran kan harus ada meterial seperti rumah. Dari yang ditemukan hanya ditempelkan di dinding-dinding toko," jelasnya.
Berdasar pantauan pegawai kantor kelurahan, ditemukan 15 meteran resmi PLN yang dipasang di beberapa dinding toko sepanjang Pasar Minggu hingga Pejaten Barat. Meteran tersebut rupanya dapat menyuplai listrik bagi PKL di sepanjang jalan itu sehingga mereka dapat berjualan dengan penerangan yang memadai.
"Meteran itu baru saja dipasang. Sekarang sudah dicabut, tapi kemungkinan nanti akan dipasang lagi," tutur Setia.
Oknum tersebut, saat ini sudah dilaporkan ke Wakil Gubernur Basuki T Purnama. Sehingga akan ada tindakan yang lebih tegas kepada mereka agar PKL dapat direlokasi ke tempat yang seharusnya sehingga tidak memenuhi badan jalan.
"Kelurahan sudah berkoordinasi dengan Dishub dan Satpol PP serta Walikota Jakarta Selatan untuk memberantas hal ini. Karena kita memang dipesankan oleh Gubernur dan Wagub untuk tegas terhadap oknum ini, sehingga kami sudah melaporkan mereka ke Wagub untuk ditindaklanjuti," jelas Setia.
(rni/lh)