.webp)
Saat detikcom menghubungi melalui sambungan telepon, Henry tidak menjawab. Namun saat detikcom mencoba menghubungi melalui pesan singkat, Henry menjawab singkat.
"Tidak ada aturan di Indonesia. Seperti Pak Ayi bilang," katanya, Jumat (19/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2007 lalu, Henry mulai menggemari fesyen perang tentara Jerman. Ia mempunyai banyak kostum Wehrmact atau pakaian angkatan bersenjata Nazi-Jerman.
Saat detikcom menyambangi kafe tersebut Mei 2011 lalu, dua baju koleksinya mejeng di kafe dan menjadi salah satu daya tarik Soldatenkaffee. Sepuluh action figur Tentara Jerman pun tampak berderet rapi pada rak terbuka di tembok.
Di sisi tembok lain ada peralatan standar yang dibawa setiap tentara Jerman saat perang. Di antaranya seperti botol minum, tas, cangkul, dan lainnya. Dua helm tentara Jerman asli yang ia miliki kini dipajang di antara etalase makan.
Kafe dengan konsep unik seperti ini diyakini Henry baru pertama kali ada di Kota Bandung, dan mungkin juga di Indonesia.
Saat itu, ia mengaku tidak pernah dilarang siapa pun membuka kafe dengan konsep tokoh yang kontroversial yang dikenal kejam dalam sejarah dunia, yakni Adolf Hitler dengan faham Nazinya.
"Kalau saya pribadi melihatnya ini keren. Kalau di komunitas juga kita tidak membahas politiknya. Tapi baju, sejarah. Kalau ke isu sih kita juga enggak boleh bahas," ujarnya kala itu.
(avi/try)
