Pasar yang berada di jalan Jendral Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, itu sudah puluhan tahun berdiri. Dahulu pun belum ada pasar Gembrong yang dikenal sebagai pasarnya mainan anak.
Seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 1970 muncul lima toko mainan di pasar tersebut. Toko mainan itu letaknya pun berjauhan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RW 01 pun terpecah menjadi dua, terbelah diantara jalanan luas yang membentang. Setelah itu, lima toko yang sempat digusur pun berdiri kembali.
"Sekitar tahun 1997 baru muncul ada pasar mainan. Tapi dulu kondisinya masih gembel, masih bisa kehitung yang jualan berapa orang," kisah Wellyjagad yang sudah berdagang di Pasar Gembrong sejak tahun itu juga.
"Mulai ramai-ramainya nih pasar itu pas tahun 1998 atau 1999, pas kerusuhan saja tuh. Ramai sampai jembatan kedua jalan Jendral Basuki Rahmat," lanjutnya.
Hingga kini, Pasar Gembrong mainan sudah berdiri 16 tahun lamanya. Pasar Gembrong yang menjual sayuran pun tetap ada dan tetap berdampingan.
"Dulu dagang cuma pakai bale. Dagangnya juga musiman, kalo ada musim tamiya ya jualan tamiya," kenangnya sambil sedang menyolder.
Penggusuran kembali menimpa Pasar Gembrong. Di tahun 2012 pun mereka terpaksa dipindahkan ke tempat yang lebih baik.
"Pas 2012 disuruh pindah ke tempat yang tidak di pinggir jalan itu, kita nggak tahan lama. Nggak ada tiga bulan, sudah pindah lagi ke sini. Masa percobaan sebulan waktu itu, pastiin laku apa nggak. Tapi tetap di sini itu lahan berlian, orang-orang pasti kesini," ungkapnya.
Sudah ada ratusan pedagang di Pasar Gembrong. Berbagai jenis mainan anak, dari tradisional hingga modern ada di pasar tersebut. Tak hanya yang berjualan mainan, ada juga yang jualan perlengkapan sekolah, karpet, hingga aksesoris rambut.
"Yang dagang kebanyakan orang sini juga. Punya rumah dijadiin toko saja. Kalau yang pinggir nggak kaya gini itu, pedagang kaki lima. Di sini nggak ada uang sewa, cuma dipungut uang kebersihan saja tiga ribu rupiah," tandasnya.
(ndr/ndr)