Ini Penjelasan Wali Kota Nur Mahmudi Soal Sekolah Master di Terminal Depok

Ini Penjelasan Wali Kota Nur Mahmudi Soal Sekolah Master di Terminal Depok

- detikNews
Kamis, 18 Jul 2013 11:16 WIB
Jakarta - Sekolah Masjid Terminal atau disingkat Master yang berada di kawasan terminal Depok, Jabar, tengah menjadi polemik. Kabar beredar, sekolah itu akan direlokasi karena ada perluasan terminal. Pemkot Depok selaku pemilik wilayah dianggap bertanggung jawab. Apa kata Wali Kota Nur Mahmudi?

"Sekolah Master turut menyelesaikan persoalan pendidikan di Kota Depok, jadi kelihatannya banyak yang rancu soal ini. Soal terminal itu ada program revitalisasi terpadu antara moda darat dan kereta api. Jadi masalah pendidikan dan terminal dipisahkan," jelas Nur Mahmudi saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (18/7/2013).

Sekolah Master dahulu menyatu bersama masjid terminal. Tapi kini, sekolah sudah berkembang. Sumbangan tanah wakaf dan donatur membuat sekolah yang dirintis mahasiswa UI dan pemuda masjid terminal Depok sejak tahun 2000 itu semakin maju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini sekolah ini berdiri di atas lahan 6 ribu meter persegi di sekitar kawasan terminal Depok, terdiri dari 30 ruang kelas. Ada 3 ribu murid di sekolah ini yang terdiri dari kalangan dhuafa dan sebagian besar anak jalanan. Bersekolah di Master tak dipungut biaya.

Ada 2 ribu meter persegi lahan sekolah itu yang akan dibangun, sebagai bagian revitalisasi terminal. Persoalannya di atas tanah itu sudah berdiri bangunan sekolah. Bila pengembang tetap memaksa maka, mau tak mau akan ada penggusuran.

"Jadi saya tak tahu soal isu perebutan lahan itu, saya nggak ikut campur soal itu. Saya tidak terlibat dan tidak berani komentar. Saya hanya menyampaikan, Sekolah Master berkontribusi dalam Millenium Development Goals (MDG's) dan mempercepat education for all," tuturnya.

Apa yang dilakukan Sekolah Master sejalan dengan program Pemkot Depok. Sekolah Master sebagian besar diisi anak jalanan. Pihak Pemkot Depok juga sudah mewajibkan sekolah negeri mulai tahun ini menyediakan kursi 20 persen bagi anak miskin.

"Tak boleh lagi ada yang tak sekolah di Depok. Yang sekolahnya D0 kita buka sekolah terbuka, yang bisa menampung 2 ribu murid," tutupnya.

(ndr/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads