Dilansir dari Reuters, Rabu (17/7/2013), setidaknya 25 anak tewas dan lusinan lainnya membutuhkan perawatan rumah sakit setelah keracunan makanan sekolah di desa Mashrakh, Distrik Chapra, negara bagian Bihar timur, India.
24 Anak telah dikremasi lewat bantuan pemerintahan setempat. 48 Anak lainnya masih menjalani perawatan dengan diberi obat penawar racun di wilayah Patna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun kita musti menunggu laporan forensik," kata pengelola pemerintahan desa Mashrakh, Poonam Kumari.
Para korban berusia empat hingga 12 tahun. Makanan yang disajikan sekolah kawasan miskin itu berupa nasi, kacang kedelai, dan lentil. Makan siang semacam itu memang disajikan gratis untuk anak-anak di daerah miskin.
Desa Masrakh tercatat sebagai sekolah yang menjalankan program pengasupan makanan terbesar di dunia, meliputi pemberian makanan kepada 120 juta anak.
Protes pun pecah di India menanggapi tragedi memilukan itu. Partai oposisi menuding Partai Janata Dal, partai yang berkuasa, bereaksi terlampau lamban. Para demonstran melempari kantor polisi dengan batu, membakar bus dan berbagai kendaraan, sambil meneriakkan slogan pencelaan kepada Kepala Kementerian Bihar.
(dnu/trq)