Kebocoran ini ditemukan ketika pesawat hendak lepas landas pada Senin (15/7) waktu setempat. Sebanyak 200 penumpang terpaksa dievakuasi dan diinapkan sementara di hotel setempat. Sementara pemeriksaan dan upaya perbaikan pada pesawat tersebut dilakukan oleh otoritas setempat.
"Kami harus memastikan bahwa setiap masalah mesin harus diperbaiki dengan cermat sebelum lepas landas," ujar juru bicara maskapai Asiana Airlines kepada AFP, Rabu (17/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, penyebab jatuhnya pesawat Asiana di bandara San Francisco masih belum diketahui. Penyidik AS dan Korsel bekerja sama menyelidiki berbagai alternatif penyebab jatuhnya pesawat yang menewaskan 3 orang dan melukai 180 orang lainnya tersebut.
Yang terbaru, sebanyak 83 penumpang pesawat Asiana yang menjadi korban kecelakaan mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan pembuat pesawat tersebut, Boeing. Gugatan telah diserahkan kepada kantor pusat Boeing di Chicago.
Dalam gugatannya, para penumpang mengeluhkan sejumlah kelemahan desain pesawat Boeing 777 yang mengudara dari Shanghai ke San Francisco melalui Seoul tersebut. Kantor hukum, Ribbeck Law yang mewakili para penumpang menggarisbawahi kesalahan desain pada sliding ramp dalam pesawat tersebut. Sliding ramp yang berfungsi sebagai pintu keluar darurat ini justru terbuka di dalam pesawat dan menghalangi pintu keluar.
Kelemahan lainnya ada pada sabuk pengaman yang susah dilepas usai pesawat jatuh. Menurut para penumpang, polisi harus memberikan pisau kepada awak pesawat untuk membantu mengeluarkan penumpang dari tempat duduknya.
(nvc/ita)