Buku yang sebelumnya beredar di Bogor, Jawa Barat dan membuat heboh wali murid, belakangan diketahui buku yang sama juga beredar di tangan murid sejumlah SD di Samarinda, berdasarkan penelusuran detikcom, Minggu (14/7/2013) lalu.
"Buku itu sudah ditarik dari peredaran sejak Senin (15/7/2013) kemarin," tegas Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Ibnu Araby, kepada detikcom, Selasa (16/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ya, tim Disdik Samarinda masih bekerja di lapangan. Pastinya, sejak kemarin sudah kita hentikan peredarannya oleh tim Disdik. Yang ada, kita tarik dari peredaran," ujar Ibnu.
Meski begitu, untuk sementara ini, Ibnu belum bersedia menyebutkan jumlah SD yang memiliki dan menggunakan buku tersebut untuk kegiatan belajar mengajar murid kelas VI. Disebabkan, tim Disdik masih bekerja.
"Terkait dengan fisik buku tersebut, silakan berhubungan langsung ke pihak sekolah," tutup Ibnu.
Sebelumnya, Kadisdik Kaltim Musahrim mensinyalir buku tersebut telah beredar tidak hanya di Samarinda, melainkan di Kabupaten dan Kota lain di Kaltim. Menurut dia, dalam pengadaan buku pelajaran di setiap sekolah, ada proses yang harus dijalani antara Kepsek, Guru Bidang Studi dan Komite Sekolah, untuk menentukan buku pelajaran itu bisa disarankan atau direkomendasikan untuk dibeli orang tua murid atau tidak.
"Kalau prosedur itu dijalankan, tentu yang terjadi di Bogor itu, tidak terjadi di Samarinda dan Kaltim secara umum. Yang jelas, tegas dan perlu digarisbawahi bahwa kurikulum itu tidak ada mengajarkan tentang pornografi," tegasnya.
Seperti diketahui, buku tersebut berjudul Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia yang ditujukan bagi murid SD dan MI (Madrasah Ibtidaiyah), berlabel 'Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa', ditemukan beredar di Samarinda, Minggu (14/7/2013).
Buku pelajaran setebal 142 halaman itu disusun oleh Ade Khusnul dan M Nur Arifin dengan Editor Asep Kurniawan di Bogor, Maret 2013. Buku tersebut dicetak oleh CV Graphia Buana yang beralamat di Jl Tumenggung Wiradireja, Tanah Baru, Bogor Utara, Bogor, Jawa Barat.
Namun apabila diteliti lebih jauh, terdapat sisipan cerita yang berbau porno, dimana menggambarkan dialog antara pria dan wanita menjurus ke adegan seks.
Seperti di halaman 57, tertulis "Gerakan Perempuan itu terlihat masih kikuk. Benar seperti kata pemilik warung ini, dia ini pendatang baru! Jakunnya bergerak turun naik melihat kemolekan perempuan itu. Hanya saja dia masih penasaran dengan nama kampung asal yang tadi disebut"
Pun demikian di halaman 58 tertulis "Bertahun silam, seorang mandor penebang kayu melihatnya sedang mandi di sebuah telaga. Melupakan deritanya pada sosok lelaki yang menistakan dirinya, pada sosok jabang bayi yang meruak dari celah selangkangannya. Ah, inikah cinta. Dia pun gemetar dalam pelukan lelaki itu. Seperti lampu di kamar yang berpijar, dia merasa terbakar sendirian," lanjut tulisan di buku tersebut.
Buku yang sama sebelumnya beredar di Bogor, Jawa Barat dan diakui oleh Dinas Pendidikan setempat telah beredar di sejumlah SD. DPR RI dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun bereaksi dan meminta buku berbau bahasa tulisan porno itu, segera ditarik dari peredaran.
(mpr/mpr)