"Awalnya Jaringan intelejen BNN mencurigai adanya pengantaran sabu asal Malaysia, dari hasil operasi petugas berhasil mengamankan total 8,49 kilogram sabu, dan 4 tersangka kurir yaitu AMP, IN, J dan BA," ujar Kabag humas BNN, Kombes, Sumirat Dwiyanto saat konfrensi pers di kantor BNN, Jl Mt Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (16/7/2013).
Awalnya IN menerima paket sabu dari seseorang di Pasar Mereng Kisaran, Sumatera Utara. Saat itu AMP mengambil mobil Toyota Avanza dengan nopol B 566 KA dari Jakarta menuju Medan. IN dan AMP kemudian mengemudikan mobil tersebut kembali ke Jakarta. Sabu seberat 5,49 Kg itu dimasembunyikan di dalam ban serep mobil itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampai di hotel tersebut, mereka membongkar ban serep berisi 5,49 Kg sabu dan membaginya ke dalam delapan kantong. "Recananya mau diserahkan kepada tersangka lain yang berinisial J," ujarnya.
Sumirat menjelaskan, pada Kamis (11/7), AMP dan IN melakukan transaksi dengan J di sekitar Mall Sunter, Jakarta Utara. Selanjutnya J bertemu BA untuk bertansaksi di rumah makan Padang di Jakarta Pusat.
BA merupakan kurir narkoba lain yang datang dari Medan. Dia datang dari Medan dan langsung ke Gambir untuk untuk membeli tiket ke Surabaya, yang akan digunakannya pada Kamis (11/7). "Oleh BA paket sabu tersebut dibagi menjadi 3 kantong dengan berat masing-masing 2,5 Kg," katanya.
Setelah terjadi transaksi, BNN kemudian melakukan penangkapan kepada 4 tersangka di dua tempat berbeda. Sumirat mengatakan AMP dan IN berhasil ditangkap di hotel sekitar Plumpang, Jakarta Utara.
"Sementara BA dan J ditangkap di restoran padang, setelah dilakukan penggeledahan diketahui terdapat. 2,99 kg sabu dalam tas J," tuturnya.
BNN kembali melakukan pengembangan dari hasil penyelidikan, tersangka IN dan AMP mengaku masih memiliki sabu seberat 3 Kg. Sumirat mengatakan petugas pun langsung mendatangi rumah orang tua tersangka.
"Disana barang bukti 3 Kg disimpan di dalam kaos bola. Total barang bukti yang disita 8,49 Kg," tuturnya.
(edo/nal)