"Ya memang saya dinonaktifkan. Dan surat SK-nya dari DPP sudah saya terima menjelang subuh tadi pagi," ujar Martono saat ditemui wartawan di kediamannya di Surabaya, Selasa (16/7/2013).
Martono selama ini dikenal sebagai tim sukses dan getol mengusung pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur (cagub-cawagub) Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Namun, mantan Ketua DPD Golkar Jatim ini membantah keras pencopotannya terkait Pilgub Jatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini surat Keputusan DPP Partai Golkar Nomor : KEP-271/DPP/GOLKAR/VII/2013 tentang penonaktifan Martono dari jabatan ketua DPD dan penunjukkan pelaksana tugas Ketua DPD PG Jatim telah diterimanya.
Dalam SK yang dikeluarkan 10 Juli 2013 ditandatangani Wakil Ketua Umum Theo L Sambuaga dan Sekjen Idrus Marham, ditunjuk Zainudin Amali, Ketua DPP Golkar Bidang pemenangan pemilu wilayah Jawa Timur untuk merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas Ketua DPD PG Jatim Periode 2009-2015.
Serta mempersiapkan dan melaksanakan Musdalub Golkar Jatim pada saat momentum yang tepat dengan mempertimbangkan dan memperhatikan agenda penting di tingkat provinsi dan pusat.
"Saya tidak hanya legowo saja. Tapi demi Allah saya ikhlas. Menurut saya, langkah dan kebijakan ini secara normatif sudah betul (penonaktifan). Dan itu haknya DPP," terangnya sambil menambahkan, masih banyak yang harus dikerjakan.
Martono juga tidak mau melakukan perlawan SK tersebut atau pun ke Ketua Umum Aburizal Bakrie. Dirinya juga tidak akan mengurangi memberikan dukungan ke pasangan cagub Jatim KarSa.
"Saya tetap di golkar. Bagi saya bertindak atas dasar prinsip adalah segala-segalanya. Kalau di KarSa, ya pasti jabatan berubah (sebelumnya koordinator partai politik parlemen yang mendukung KarSa). Tapi saya tidak mengurangi sedikit pun perjuangan saya . Ini bukan demorkat atau tidak, tapi Karwo adalah temen saya ," tegasnya.
(roi/van)