"Mereka mulai mendekati garis merah. Mereka memang belum melewatinya. Mereka semakin dekat dan semakin dekat dengan bom. Dan mereka harus diberitahu dengan tegas bahwa hal itu tidak akan dibiarkan terjadi," ujar PM Netanyahu dalam tayangan CBS News, Face the Nation, seperti dilansir AFP, Senin (15/7/2013).
Lebih lanjut, Netanyahu menyatakan, Israel memiliki jadwal yang lebih 'ketat' daripada sekutunya, AS terkait senjata nuklir Iran. Netanyahu bahwa menyiratkan, kemungkinan aksi sepihak yang akan dilakukan Israel untuk menghentikan program nuklir kontroversial yang dihjalankan Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Netanyahu, program nuklir Iran dijalankan dengan ritme yang lebih cepat dan dimungkinkan akan selesai lebih cepat beberapa minggu dari yang diperkirakan selama ini. Meskipun Iran memiliki presiden baru, yakni Hassan Rohani, Israel menilai bahwa kebijakan nuklir Iran tidak akan banyak berubah. Rohani yang merupakan mantan perunding nuklir Iran ini, akan dilantik pada 3 Agustus mendatang dan menggantikan Mahmoud Ahmadinejad sebagi Presiden Iran.
"Dia (Rohani-red) mengkritisi pendahulunya (Ahmadinejad-red) karena menjadi serigala berbulu serigala. Strateginya sendiri adalah menjadi serigala berbulu domba. Tersenyum dan ciptakan bom," kritik Netanyahu.
Maka dari itu, Netanyahu mendesak AS untuk menegaskan kepada Rohani bahwa pihaknya tidak akan mengizinkan Iran menciptakan senjata nuklir. Kemudian juga menegaskan bahwa aksi militer benar-benar telah dipersiapkan.
"Kami telah berbicara beberapa kali, Presiden Obama dan saya, tentang perlunya mencegah Iran menyelesaikan senjata nuklirnya. Yang perlu disampaikan kepada mereka -- terutama setelah pemilu -- bahwa kebijakan tidak akan berubah," ucapnya.
"Jika sanksi tidak bekerja, mereka perlu tahu bahwa mereka akan mendapat tindakan militer -- itulah satu-satunya hal yang menarik perhatian mereka," tandas Netanyahu.
(nvc/mad)