3 Kisah Sadis Si Buyung Bunuh Ibunda

3 Kisah Sadis Si Buyung Bunuh Ibunda

- detikNews
Senin, 15 Jul 2013 10:07 WIB
3 Kisah Sadis Si Buyung Bunuh Ibunda
Jakarta - Sejak kecil si buyung ditimang dan disayang sang bunda. Begitu dewasa, si buyung justru menghabisi nyawa ibunda yang mengandungnya selama 9 bulan. Entah setan apa yang merasuki mereka.

Kisah pilu anak membunuh ibu kandungnya menjadi buah bibir di masyarakat. Kelakuan biadab sang anak membuat bulu kuduk berdiri. Bagaimana tidak, mereka membunuh ibunya dengan segenap alasan mulai dari rasa sayang hingga ketidakadilan.

Berikut 3 kisah sadis si buyung bunuh ibunda:

1. Mutilasi karena Sayang

Sigit Indra Tanaya (44) tega memotong-motong ibunda Siti Amini (80). Ia mengaku sang bunda telah meninggal April lalu. Mengaku terlalu sayangnya, pria yang diduga mengalami gangguan jiwa itu tidak menguburkan jasad Siti.

Dari hasil pemeriksaan, Sigit mengaku memotong jasad ibunya lantaran tidak ada yang mengurus mayatnya. Jasad Situ ditemukan tinggal tulang-belulang di rumahnya di Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Sabtu 13 Juli malam.

"Keterangan sementara, korban meninggal bulan April, tapi ini masih didalami," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (14/7/2013).

Menurut dia, Sigit hanya tinggal berdua dengan Siti. "Karena pelaku sayang betul sama korban, itu karena yang tinggal di situ cuma mereka berdua. Dia, saking sayangnya kepada korban, korban meninggal kemudian dipelihara terus sama pelaku (sampai membusuk-red)," jelas Herry.

Terkuaknya dugaan mutilasi ini berawal dari Bambang, kakak kandung Sigit yang mencari ibunya ke rumah yang berjarak 1 km dari Jl Sudirman tersebut. Kapten sebuah kapal pesiar ini saat itu tidak dapat menemui ibunya. Kepada Bambang, Sigit mengatakan bahwa ibunya telah meninggal. Namun, saat ditanya di mana jasad ibunya dikubur, Sigit tidak menjawab.

Bambang kemudian mencari tahu perihal kematian ibunya itu kepada tetangga. Menurut tetangga, Ny Siti tidak tampak selama 2 bulan belakangan ini.

Bambang kemudian kembali ke dalam rumah dan mendapati kerangka berupa tengkorak dan tulang kaki di dalam baskom di dapur rumah korban. Bambang menduga, Sigitlah yang membunuh ibunya itu.

Sigit mengaku bahwa korban Siti Amini (80) meninggal karena sakit. Keterangan Sigit, korban sudah meninggal sejak April 2013.

2. Pilih Kasih

Supardi tega membunuh ibu kandungnyanya, Akhiyah. Pria 30 tahun warga Bangkingan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, membunuh dengan alasan kurang diperhatikan orang tuanya lagi.

"Tersangka kesal karena merasa orang tuanya pilih kasih. Tersangka merasa tidak diperhatikan lagi," AKBP Farman kepada wartawan di lokasi pembunuhan di Bangkingan Timur II/6, Lakarsantri, Selasa (14/5/2013).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya itu mengatakan, Supardi kepada petugas mengaku ibunya yang sudah berumur 60 tahun itu sudah tidak pernah mendatangi (dolan) ke rumahnya lagi.

Padahal rumah Supardi hanya berjarak 20 meter dari rumah Akhiyah. Akhiyah, seperti yang diaku Supardi, hanya main ke rumah anaknya yang lain tak jauh dari situ.

"Alasan itu tak logis karena tersangka sudah dibuatkan rumah oleh korban," lanjut Farman.

Perwira dengan dua melati di pundak itu menjelaskan, pasangan Muntalib dan Akhiyah mempunyai 5 anak yakni Amenan, Parni, Supardi, Sukri, dan Suwarni. Masing-masing anak sudah dibuatkan rumah tak jauh dari kediaman orang tuanya. Rumah-rumah tersebut cukup bagus.

Rumah terakhir yang sedang dibangun yang kebetulan lokasinya berdampingan dengan rumah Akhiyah adalah rumah milik anak bungsu, Suwarni. Selain mempercayakan pembangunan kepada tukang, Muntalib dan semua anak laki-lakinya juga turut serta ikut membangun.

3. Diasingkan

Erik tega membunuh ibunya Linda Warow (57) karena sakit hati diperlakukan berbeda dengan dua saudara kandungnya.

Selain itu, Erik mengaku muak minum obat penenang kejiwaan yang diberikan oleh ibunya sejak 2009.

"Yang bersangkutan bermotif dendam sama ibunya," kata Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Yono Suharto, di kantornya, Jumat (12/4/2013).

Yono mengatakan Erik pernah ditinggal pergi Linda ke Australia pada perayaan Hari Paskah pekan lalu. Bos ekspedisi di Sunter itu menitipkan Erik di dalam gudang kantornya. Sedangkan ayah Erik tengah menderita stroke.

"Di sana ada karyawan yang ngurusin dia. Di situ, dia merasa diasingkan. Pemicunya dari situ. Ibunya pergi sendiri ke Australia karena dua adik pelaku di Australia. Satu bekerja dan kuliah," ujar Yono.

Yono menceritakan pembunuhan berdarah itu berawal saat Linda sedang menyiapkan sarapan pagi di ruang makan di rumahnya di Jalan Agung Perkasa X, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sekitar pukul 06.00 WIB.

"Tiba-tiba dari belakang, dengan golok atau pisau daging si pelaku membacok ibunya ke kepala, punggung, tangan dan kaki. Mungkin mau dimutilasi sama dia. Ibunya sempat lari ke halaman. Teriak minta tolong sambil guling-guling menahan sakit," papar Yono.

Warga sekitar datang menolong Linda dan membawa ibu 3 anak itu ke RS Mitra Kemayoran. Sayangnya, nyawa Linda tidak bisa diselamatkan.

Erik kemudian ditahan di Polsek Tanjung Priok. "Diduga mengalami gangguan jiwa. Tapi ini baru dugaan, kan harus ada keterangan ahli," jelasnya.

Halaman 2 dari 4
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads