Informasi awal, kerusuhan dipicu padamnya listrik dan tidak mengalir air sejak pukul 05.00 WIB. Napi protes. Namun petugas tidak bisa berbuat banyak. Sebab padamnya listrik disebabkan gardu meledak. Pulihnya listrik harus menunggu perbaikan dari PLN.
Air tak bisa mengalir karena listrik belum pulih. Napi tidak bisa menerima penjelasan dari petugas. Mereka mengamuk menjelang Magrib. Ulah sebagian napi kemudian menjalar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emosi napi tak terbendung. Kerusuhan massal pun terjadi. Berikut tahap-tahap menegangkan dalam kerusuhan tersebut.
1. Ruangan LP Dirusak dan Dibakar
|
Sekitar pukul 17.30 WIB, sejumlah napi marah. Mereka merobohkan pagar bagian dalam dan menjebol pintu utama LP. Petugas tak mampu mengatasi. Napi mulai membakar ruangan LP. Terdengar ledakan yang diduga berasal dari tabung gas. Api makin membesar.
Petugas pemadam kesulitan masuk ke LP, karena napi melakukan perlawanan. Selain itu, kondisi gelap. Hingga malam, napi tetap beringas.
2. Napi Kabur
|
Sebagian napi yang kabur berhasil ditangkap. Kapolresta Medan Kombes Nico Afinta menyebut 42 napi ditangkap di sejumlah lokasi berbeda. Mereka tidak bisa menunjukkan identitas diri. Jumlah itu masih sementara, kemungkinan dapat bertambah lagi.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti berapa jumlah napi yang kabur.
3. Sipir Terjebak
|
"Saat ini tinggal dua orang lagi di dalam. Mereka bukan disandera para napi," kata Siregar kepada wartawan di LP Tanjung Gusta, Jalan Pemasyarakatan, Medan.
Para petugas itu tidak dilukai dan tidak juga terluka dalam kebakaran dan kerusuhan itu. Setelah mendapat kepastian situasinya kondusif, para sipir itu keluar dari pintu depan dan disambut rekannya yang lain sekitar pukul 03.00 WIB.
4. Tembakan Gas Air Mata
|
Petugas beberapa kali melepas tembakan gas air mata ke arah LP. Melalui pengeras suara, mereka mengimbau para napi untuk menyerah. Bukannya menyerah, para napi malah membalas tembakan dengan lemparan batu. Beruntung batu-batu itu tak mengenai petugas yang jaraknya sekitar 30 meter dari pintu utama LP. Batu-batu itu hanya mencapai titik sekitar 15 meter dari dari pintu utama.
Hingga saat ini, aparat bersiaga di luar LP.
5. Napi Orasi
|
Setelah berbicara sekitar 5 menit, Wak Geng kembali masuk ke dalam. Selama dia orasi, tidak ada aktivitas pelemparan batu dari dalam LP ke arah petugas yang berada di luar.
Wakgeng terpidana 12 tahun penjara dalam kasus perampokan Bank CIMB Niaga, Jalan Aksara Medan. Perampokan yang terjadi pada 18 Agustus 2010 itu mengakibatkan tewasnya seorang anggota Brimob Polda Sumut.
6. Mayat Dievakuasi
|
Padah tahap awal, ada 4 mayat dievakuasi. Tak berapa lama, satu mayat lagi ditemukan. Belum dipastikan ada atau tidaknya korban lain, karena petugas masih belum masuk ke dalam LP.
Kantong berisi mayat itu dibawa dengan mobil ambulans ke RSU Pirngadi, Medan untuk diautopsi. Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun LP mengenai identitas mayat. Kemungkinan jumlah korban masih terus bertambah.
Hingga saat ini, kondisi LP belum sepenuhnya bisa dikendalikan. Namun petugas sudah mulai masuk ke LP secara perlahan.
Halaman 2 dari 7