Kisah Si Jagur, Dulu Disembah-sembah Kini Ditertawakan

Kisah Si Jagur, Dulu Disembah-sembah Kini Ditertawakan

- detikNews
Jumat, 12 Jul 2013 05:13 WIB
Jakarta - Zaman sudah berubah. Begitu kiranya ketika berbicara mengenai kisah meriam Si Jagur. Meriam yang terletak di bagian belakang museum Fatahillah, Jakarta ini terkenal dengan bentuknya yang unik. Tak hanya itu saja konon dahulu banyak yang percaya, kalau Si Jagur memiliki kekuatan magic.

Di masanya, ada masyarakat yang percaya bahwa Si Jagur bisa membawa berkah. Oleh karena itu, meriam yang dibuat Portugis pada abad ke-16 ini dianggap keramat oleh masyarakat tertentu.

Beberapa dari mereka juga kerap melakukan ritual dengan meletakkan sesembahan di depan meriam. Kejadian itu berlangsung pada tahun 1970-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut salah satu pengurus koleksi dan perawatan Museum Sejarah Jakarta, Khasirun, masyarakat yang melakukan ritual keagamaan di depan meriam merupakan orang-orang yang menganggap meriam Si Jagur merupakan benda suci.

"Masyarakat yang pernah mendapat informasi dari seseorang bahwa Meriam Si Jagur adalah meriam yang punya kekuatan magic, salah satunya belum punya pasangan minta cepat punya pasangan, belum punya anak agar cepat dapat keturunan, itu yang dilakukan masyarakat yang disebut 'ikhtiar' ke Meriam Si Jagur," jelas Khasirun saat berbincang dengan detikcom di Museum Sejarah Jakarta, Jalan Taman Fatahilah Nomor 1, Jakarta Barat, Kamis (11/7/2013).

Sesembahan tersebut terjadi saat Meriam Si Jagur masih di letakkan di area taman depan di tahun '70-an. Namun kini meriam sudah dipindahkan ke area taman belakang museum. Seiring perkembangan zaman, pria 46 tahun itu mengatakan, kegiatan ritual tersebut telah ditinggalkan sejak 2008 silam.

Pola pikir masyarakat yang semakin modern menganggap bahwa meriam itu bukan sesuatu yang bisa mendatangkan berkah seperti dulu. Bahkan beberapa penerus generasi sekarang kerap menertawakan bagian belakang meriam yang unik, yakni berbentuk tangan dengan ibu jari dijepit antara telunjuk dan jari tengah.

"Penerus sekarang banyak yang tahu, tapi ada yang kagum ada juga yang berpikir lalu tertawa," ujarnya seraya tersenyum.

Saat Detikcom mengunjungi Museum Sejarah Jakarta, Kamis (11/7/2013), suasana taman belakang tempat Meriam Si Jagur diletakkan cukup ramai, baik turis lokal maupun mancanegara. Beberapa dari pengunjung tampak asik berfoto dengan meriam dengan panjang 3,81 meter dan berat 3,5 ton itu.

Sayangnya, ada saja pengunjung yang melanggar aturan dengan duduk dan mengambil pose terbaiknya di atas meriam. Padahal sudah jelas tertulis bahwa dilarang menduduki meriam. Pengawasan yang kurang ketat membuat banyak pengunjung tidak patuh aturan.

Bagi Anda yang belum pernah melihat si Jagur secara langsung, meriam dipamerkan di Museum Sejarah Jakarta. Tiket masuk museum hanya Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 mahasiswa, dan Rp 2.000 buat anak-anak. Selain meriam, Anda bisa melihat-lihat 23.000 koleksi lainnya yang tersimpan di dalam museum yang sudah berdiri sejak 1974 itu.

(aln/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads