Konvensi Capres PD Reality Show untuk Dongkrak Elektabilitas

Konvensi Capres PD Reality Show untuk Dongkrak Elektabilitas

- detikNews
Kamis, 11 Jul 2013 13:16 WIB
Ketum PD, SBY
Bandung, - Setelah kedigdayaan SBY yang sukses memenangi Pilpres dua periode berturut-turut, PD kini miskin tokoh. Konvensi capres yang digagas SBY diyakini akan menjadi ajang persaingan tokoh alternatif yang dijaring oleh komite konvensi.

"Saya melihat Demokrat tidak dalam posisi defensif bahwa pesertanya harus dari Demokrat. Karena Demokrat figurnya powerless, terutama sejak era SBY. Jadi menyerap energi tokoh-tokoh kreatif, karena di Demokrat tidak ada yang kuat," kata pengamat politik dari UIN Jakarta Gun Gun Heryanto kepada wartawan usai menjalani sidang doktor di Gedung Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur, Bandung, Kamis (11/7/2013).

Konvensi capres pernah dilakukan Partai Golkar pada 2004. "Itu cara yang dipakai seperti Golkar di tahun 2004. Tapi karena tidak ingin seperti mengekor Golkar, dia menggunakan metode reality show. Dia tidak membuat penyisihan seperti Golkar, tapi melalui sistem semi terbuka, nanti akan ada survei siapa yang tertinggi dilempar ke publlik pakai 3 lembaga survei," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pernyataan SBY bahwa konvensi akan melibatkan tim independen jadi pertanyaan besar. Terutama mengenai siapa tokoh independen yang diajak PD ikut menyeleksi calon peserta konvensi capres.

"Pertanyaannya adalah orang independen yang seperti apa? Apakah mau independen yang punya reputasi itu kemudian menjadi komite konvensi sebuah partai?" katanya.

Yang jelas konvensi capres PD diarahkan juga untuk mendongkrak elektabilitas PD. Tokoh alternatif yang terjaring akan diikutkan mendongkrak elektabilitas PD.

"PD masih akan menyerap energi kreatif dari tokoh-tokoh untuk menaikkan elektabilitas. Saya mencatat ini bukan mekanisme kelembagaan yang dimapankan oleh organisasi. Ini politic strategic untuk naikin elektabilitas," simpulnya.

"Kalau dikelola baik masih bisa seperti Golkar. Hanya saya nggak yakin karena modelnya kan seperti reality show, ini kan hanya memanfaatkan publisitas. Endingnya sudah diketahui, hanya yang tahu itu cuma Tuhan dan SBY," tandasnya.

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads