Melihat Koleksi Unik Museum Nasional Mulai dari Congklak Sampai Keramik

Melihat Koleksi Unik Museum Nasional Mulai dari Congklak Sampai Keramik

- detikNews
Kamis, 11 Jul 2013 11:46 WIB
Jakarta - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Tak salah kiranya kalau kita bertandang menengok museum nasional. Banyak koleksi mengagumkan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang disimpan di museum ini.

"Ada koleksi-koleksi unik di museum ini," jelas staf Museum Nasional Mugi (53) saat ditemui detikcom, Rabu (10/7/2013).

Mugi membeberkan koleksi unik itu. Dia mencatat ada beberapa benda, salah satunya lingga, yang merupakan lambang kejantanan. Benda ini disimpan di lantai 1 dan tidak dipamerkan kepada umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Benar-benar naturalis, warnanya natural, dibuat dari batu endesit, melambangkan kejantanan pria. Ada empat buletan di bagian atasnya. Kita adatnya masih ketimuran jadi tidak semua berpendapat sama, tingginya 2,25 meter," urainya.

Menurut dia, lingga ini sengaja tidak dipamerkan hanya orang tertentu saja yang boleh melihat. Lingga di museum nasional ini berasal dari zaman Hindu-Budha.

Benda lainnya keramik motif anggur. Yang menarik, keramik ini dahulu dikumpulkan kolektor asal Belanda. Dia mencari ke seluruh Indonesia.

"Dengan motif itu menurut informasi, di dunia cuma ada 2 di Indonesia sama di Eropa sana. Di China justru nggak ada. Kan motifnya tidak umum, biasanya mereka itu ikan, teratai, anggur itu memang dari Eropa kan," jelas Mugi.

Koleksi keramik anggur ini milik Egbert William van Orsoy de Flines yang mengoleksi sejak zaman kolonial. Dia pulang ke Belanda tahun 1959. Dan dia menyerahkan koleksinya ke pemerintah Indonesia.

Kemudian ada keramik bergambar peta. Keramik ini menggambarkan peta pelayaran perdagangan China ke wilayah Asia seperti Jepang dan Indonesia.

Yang lain, ada juga cermin zaman perunggu. "Ini waktu zaman perunggu zaman Hindu-Budha abad ke- 4 ke atas. Dipakai oleh perempuan saat zaman itu," terang staf museum Junadi.

Cermin perunggu itu bukan berarti ada kacanya, tetapi merupakan benda perunggu yang bisa memantulkan kembali wajah manusia walau agak samar.

"Ini cermin saat zaman Jawa kuno, ada 2 sisi, sisi yang ada tonjolan seperti gong dan yang satu lagi halus, yang halus itu yang buat bercermin," terang Junadi.

Kemudian juga ada congklak zaman prasejarah. Biasa disebut sebagai batu dakon. Bentuknya sebuah batu berbentuk lonjong panjang yang ditengahnya berlubang kecil berjumlah lebih dari satu.

"Ini mirip sama permainan congklak tapi waktu zaman prasejarah. Tapi ini buat upacara pemujaan nenek moyang waktu itu," jelas Junadi.

Yang keren juga ada drum pemanggil hujan zaman prasejarah yang biasa dikenal sebagai nekara. Benda ini merupakan kebudayaan Dong-song Vietnam yang masuk ke wilayah nusantara.

"Itu diteliti di Vietnam. Tapi tidak ada di Vietnam. Ini ditemukan di Jateng, Alor. Dimungkinkan dipakai sebagai alat pemanggil hujan. Pernah dipakai juga sebagai mas kawin. Mas kawin masyarakat yang memakai nekara. Nekara juga dipakai untuk tanda perang. Diperkirakan tahun 500 SM," urai Junadi.


(aln/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads