Satu yang penting tapi seolah dilupakan yakni Museum Nasional RI. Amat sangat kontras bila menengok Smithsonian National Museum of American History di Washington DC, AS. Museum itu jadi kebanggaan dan ikon AS. Orang Amerika juga doyan berkunjung ke museum yang megah dan nyaman. Bagaimana kondisi museum nasional RI?
"Masalah kunjungan itu tidak banyak pengaruhnya antara hari libur atau tidak. Liburan anak sekolah untuk kelompok kurang ke sini. Kalau untuk rombongan anak sekolah hari libur juga kurang, terutama yang di Jabodetabek," kata staf Museum Nasional Oting Rudy Hidayat saat ditemui detikcom, Rabu (10/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk saat ini dilihat dari grafik pengunjung Museum Nasional cukup meningkat. Kalau ditotal pada acuan 2012 saja sampai 200 ribu lebih selama setahun. Berarti hampir 20 ribu per bulan. Kalau per hari mungkin bisa 2.000-an lebih," jelasnya.
Pengunjung di Museum Nasional meningkat kala liburan. Mulai dari dosen, peneliti, sampai turis asing. Mahasiswa dari luar daerah juga banyak.
"Kalau hari libur justru anak sekolah yang datang kurang," imbuhnya.
Di museum tersebut, pengunjung bisa menikmati benda arkeologis, keramik, hingga benda-benda perhiasan dan senjata zaman dahulu. Tiket masuk ke Museum Nasional untuk dewasa Rp 5 ribu dan anak-anak Rp 2 ribu.
"Biasanya kalau dia seorang arkeolog tentu dia tertarik dengan koleksi-koleksi arkeologi, kalau etnis dia akan tertarik yang tertarik dengan etnografis. Kalau dia seorang proper keramik otomatis dia mengunjungi keramik. Semua koleksi di display di gedung lama dan baru," urainya.
Oting menjelaskan, orang biasa mengenal Museum Nasional sebagai Museum Gajah, karena ada patung gajah di depan museum. Namun sejak 2 tahun lalu, museum yang bersebelahan dengan kantor kementerian ini memasang tanda Museum nasional di depan gedungnya.
"Dulu aslinya pertama kali bernama Bataviaasch Genootschap ban Kunsten en Wetenschappen, pada 1979 berganti nama jadi Museum Nasional," tuturnya.
Koleksi museum ini terbilang banyak. Ada 142 ribu koleksi benda bersejarah sejak zaman prasejarah. Koleksi dikelompokkan dalam berbagai latar, ada kelompok prasejarah, arkeologi, etnografi, sejarah kolonial, mata uang, keramik asing, dan geografis.
"Dan untuk unsur kebudayaan itu iptek, manusia dan lingkungan, sosial organisasi kemasyarakatan, pemukiman, religi, bahasa, tapi kadang disatuin aja. Lantai 4 khusus emas, lantai 2 juga ada koleksi emas. Tapi itu tidak boleh difoto," jelasnya.
(aln/ndr)