"Bukan soal rekonsiliasi, selama ini Pak Surya Paloh dan Pak Ical memang tidak ada persoalan serius dan mendasar," kata Sekjen Partai NasDem, Patrice Rio Capella, kepada detikcom, Kamis (11/7/2013).
Hubungan Ical dan Paloh disebut-sebut memanas pasca Munas Partai Golkar tahun 2009 lalu. Kala itu Ical menang tipis dari Paloh di pemilihan Ketum Golkar. Paloh lantas memilih keluar dari Golkar dan mendirikan Ormas NasDem yang belakangan ditransformasikan menjadi Partai NasDem dan langsung dipimpinnya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pertemuan keduanya yang berlangsung akrab di kantor DPP NasDem di Gondangdia, Jakarta, kemarin seolah menampik adanya perseteruan itu. Keduanya yang kompak mengenakan kemeja putih dipadu celana dan peci hitam bahkan kompak membuka peluang koalisi Golkar-NasDem di 2014 mendatang.
Benarkah ini perdamaian Ical-Paloh? Atau ada pesan khusus untuk 'musuh bersama' yang akan mereka hadapi di 2014 sehingga dua tokoh ini mendadak harmonis?
"Ini memperlihatkan kepada publik bahwa kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. Ini juga menunjukkan bahwa NasDem dan Golkar tidak ada persoalan, kalaupun bersaing tapi tetap dalam harmoni," kata Rio menjelaskan fenomena perdamaian Ical-Paloh di kandang NasDem ini.
Yang jelas usai pertemuan tersebut Ical sempat merangkul Surya Paloh. Surya Paloh juga menegaskan telah melupakan dinamika masa lalu, sembari menampik adanya rencana keduanya berjuang bersama mengganjal majunya bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo yang maju di Pilpres 2014 lewat Partai Hanura.
"Terlepas dulu adanya dinamika, tapi nilai persahabatan tetap, saling menghargai. Itu arti persahabatan," tutur Paloh di kantor DPP NasDem, Jl HM Soeroso, Gondangdia, Jakpus, Rabu (10/7/2013).
(van/nrl)