Jhon bercerita, 29 Desember 2011 lalu, ia pernah ditangkap aparat polisi dari Polres Jakarta Barat.
"Saya ditangkap di Citraland, Jakarta Barat setelah mengencani cewek kampus, model juga," kenang John kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu, saya sudah melakukan 8 kali kasus yang serupa," ujar Jhon.
Jhon lalu mendapat Pembebasan Bersyarat (PB), hingga ia hanya menghabiskan 1 tahun 8 bulan penjara di Rutan Salemba karena kelakuannya dianggap baik. Selama di Rutan, Jhon tidak disel bersama napi lain, melainkan tinggal di gereja dan menjadi pelayan gereja.
"Di Rutan Salemba tinggal di gereja, tidak di blok. Saya main musik di gereja," kata Jhon.
Selama menjadi pelayan gereja di Rutan Salemba, Jhon mengenal seorang perempuan asal Manado yang sering datang ke rutan untuk memberikan pelayanan. Jhon dan perempuan itu pun terlibat hubungan asmara.
"Saya bohong sama cewek itu, saya bilang kalau saya ditahan karena kasus curanmor," ujar Jhon.
Dengan memanfaatkan hubungannya itu, Jhon lalu meminta perempuan tersebut untuk mengumpulkan sejumlah uang dari keluarganya.
"Saya bilang sama dia, kalau mau ambil mobil-mobil mewah, sama saya saja, tinggal kumpulkan saja uangnya," ungkap dia.
Jhon rupanya berhasil memperdaya perempuan itu. Melalui perempuan tersebut, Jhon akhirnya bisa mengumpulkan uang hingga Rp300 juta. Setelah keluar dari penjara tanggal 26 Januari 2013, Jhon langsung mencairkan uang di rekeningnya.
"Di dalam saya pegang HP. Pertama kali keluar cairkan Rp300 juta untuk beli mobil," kata dia.
Sepekan setelah bebas dari penjara, Jhon kembali meminta pacarnya untuk kembali mengumpulkan uang lagi. Ia meminta pacarnya mengumpulkan uang Rp200 juta untuk membeli mobil seperti yang ia janjikan sebelumnya.
"Sambil nunggu uang Rp200 juta cair, itu saya bikin KTP Sorong atas nama Jhon Weko dan rekening atas nama Jhon Weko," kata dia.
Uang terkumpul hingga Rp500 juta. Setelah itu, Jhon kabur ke Jogjakarta, tepatnya Maret 2013. Di sana, uang yang ia dapat, digunakan untuk hura-hura.
"Saya beli mobil CRV, motor besar Ninja dan hura-hura. Sebagian, Rp20 juta saya kasih mama saya plus 2 motor saya belikan buat mama," kata dia.
Di Jogja, ia kemudian menyewa sebuah rumah minimalis seharga Rp20 juta dari seorang tentara. Seiring berjalannya waktu, uang hasil kejahatan menipis. Di situ, ia pun kembali mengakali cewek-cewek panggilan.
"Di Jogja saya terpikir untuk begitu lagi di Hotel Ibis Malioboro, dapat ceweknya ini tetangga kontrakan. Cewek ini cuma mahasiswi," kata Jhon.
Melalui seorang mami yang juga pemilik kontrakan, Jhon dikenalkan dengan ayam kampus. Untuk 'memakan' mangsanya, Jhon mengeluarkan uang Rp1 juta.
"Saya pancing mereka ke Hotel Ibis, saya siapkan borgol, lakban. Pertama mahasiswi high class bawa BB Z10. Setelah itu saya pakai dia," kata dia.
Jhon rupanya kurang puas. Ia lalu meminta mami untuk kembali menyiapkan 2 orang perempuan. Permintaan Jhon dipenuhi, lantas dua orang perempuan tadi dimasukkan ke kamar Hotel Ibis, di lantai atas.
"Lalu saya telpon maminya sambil maminya menuju ke kamar itu, saya bawa 2 ke bawah, lalu saya kumpulkan lalu saya ancam, borgol, pisau lipat kayak tentara itu. Bawa 4 borgol," kata dia.
Setelah semua terkumpul, sang mami mendatanginya ke kamar hotel itu. Ia pun memborgol sang mami di kamar hotel tersebut, lalu mengambil barang-barang berharga milik 4 korban sekaligus.
"Dari Jogja, saya baru ke Jakarta lagi, dan selama di Jakarta, saya tinggal di hotel," tutup Jhon.
(mei/ndr)