4 Cerita Jokowi vs Haji Gubar Soal Sekolah 'Kandang Kambing'

4 Cerita Jokowi vs Haji Gubar Soal Sekolah 'Kandang Kambing'

- detikNews
Selasa, 09 Jul 2013 13:54 WIB
4 Cerita Jokowi vs Haji Gubar Soal Sekolah Kandang Kambing
Jakarta - SMPN 289 tertutup aksesnya akibat ulah Ketua RW 05 Cakung, Haji Gubar. Akibatnya, para siswa belum bisa belajar di gedung baru tersebut. Gubernur DKI Jokowi dan wakilnya Ahok pun melawan. Apa saja kisahnya?

Bangunan SMPN 289 yang terdiri atas tiga lantai itu sudah jadi sejak tahun 2012 dengan nilai proyek belasan miliar rupiah. Namun kini di dalam gedung, hanya ada kambing yang sedang berkeliaran mencari makan.

Gubar menutup akses jalan menuju sekolah seluas 6.000 meter persegi tersebut. Akibatnya, para siswa harus belajar di SD 04 Sukapura, Cilincing, Jakut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 4 kisah Jokowi vs Haji Gubar:

Sekolah Jadi Kandang Kambing

SMPN 289 dibangun sejak tahun 2010 atas permintaan warga Sukapura, Cilincing, Jakut. Mereka mengeluhkan tak ada bangunan SMP di kelurahan tersebut. Dua tahun kemudian, sekolah itu pun jadi.

Menurut Kadisdik DKI Taufik Yudi Mulyanto, bangunan itu berdiri di atas lahan 6.000 meter persegi. Harga tanah di lokasi mencapai Rp 2 juta per meter. Artinya, total nilai lahan sebesar Rp 12 miliar, belum termasuk biaya bangunan.

Beberapa warga di sekitar lokasi menuturkan, sekolah itu juga sudah dilengkapi perabotan, seperti kursi, papan tulis, dan fasilitas lainnya. Warga sangat antusias untuk bisa segera bersekolah di lokasi tersebut.

Namun kenyataannya, kini hanya ada kambing yang berkeliaran di sekolah. Haji Gubar, sang ketua RW setempat, menutup akses jalan menuju lokasi. Bangunan itu pun mangkrak selama setahun. Hanya jadi kandang kambing milik Gubar.

Jokowi berang melihat fenomena ini. Dia menyebut, bangunan itu milik Pemprov DKI. Hari ini mantan Wali Kota Solo tersebut akan datang ke SMPN 289 untuk melihat langsung permasalahan yang ada.

Penutupan Akses Jalan

SMPN 289 berubah jadi kandang kambing karena akses jalannya ditutup oleh Haji Gubar. Dia memblokir satu-satunya jalur dari gang pasar lama.

Ketika proses pembangunan, jalan tersebut digunakan oleh para pengembang untuk mengangkut material. Tak ada masalah dengan Gubar, atau warga lainnya.

Namun saat bangunan jadi, Gubar menjalankan aksinya. Dia menutup jalan dengan seng. Seorang centeng menjaga 24 jam sekolah tersebut. Tak ada yang berani masuk tanpa seizin Gubar.

Jokowi dan Ahok bereaksi keras melihat aksi ini. Mereka menilai sebelumnya tak ada masalah dengan akses jalan itu. Sebagai solusi, Pemprov DKI sedang mencari jalan alternatif lain.

Isu Permintaan Uang

Ada kabar permintaan uang di balik penutupan akses jalan ke SMPN 289. Duit yang diminta sebesar Rp 3 miliar. Nilai itu dihitung dari 25 persen nilai total harga tanah sesuai NJOP.

Saat dikonfirmasi, Gubar dengan tegas membantahnya. Dia memblokir jalan karena merasa akses yang dilewati adalah lahannya. Pria 55 tahun itu menyarankan Pemprov DKI membeli lahan lain yang lebih luas.

Ahok meradang saat ditanya soal kabar permintaan uang ini. Jokowi juga demikian. Mantan Wali Kota Solo itu kembali menegaskan, secara hukum tak ada masalah dengan sekolah tersebut.

Siapa Pemilik Lahan Jalan?

Persoalan lahan menjadi pemicu aksi Gubar. Dia menutup akses ke SMPN 289 yang melewati gang pasar lama. Siapa pemilik tanah itu sebenarnya?

Berdasarkan cerita warga, tanah itu sebetulnya milik pria asal Makassar yang sudah diwakafkan. Warga pun akhirnya menggunakan sebagai jalan.

Namun saat ditanya kepada Gubar, dia mengaku lahan jalan itu miliknya. Namun untuk bukti sertifikat, dia tak mau menunjukkan.

Menanggapi hal ini, Jokowi dan jajarannya sedang mencari lahan baru untuk masuk ke sekolah tersebut.
Halaman 2 dari 5
(mad/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads